23. Dia Kembali

388 27 21
                                    

Tutup botol berhenti mengarah ke Putra. Adel tersenyum senang, semoga Putra mendapatkan pertanyaan atau tantangan yang seharusnya.

Putra membuka penutup itu dan sedikit menggoyangnya agar hanya satu kertas yang keluar. Ia mulai membaca tulisan yang ada, “Pernah nganterin cewek mana aja kecuali pacar sendiri?”

“Harus jawab jujur loh, ya,” sahut Adel.

Putra mengembuskan napasnya. Otaknya mengingat-ingat orang yang sesuai dengan pertanyaan. “Bi Tuti, ART gue. Kak Gisel, tetangga gue. Sama Kakaknya Adel.”

“Beneran?” Adel mendadak sewot.

“Iya, Yang. Jangan curiga gitu, dong,” bujuk Putra.

Yoga menghela napas jengah, “Udah, deh. Kalian berdua aja yang main,” kesalnya. Adel yang menciptakan permainan sendiri, dan Adel pula yang ingin marah-marahan manja dengan Putra.

Putra memutar botol, lalu berhenti ke arah Negan. Dengan wajah datarnya Negan membuka penutup itu. Suara bariton nan seksinya menggemparkan hati bagi penggemar Negan jika mereka mendengarkannya.

“Sebut tiga cewek yang pernah lo pikirin lebih dari dua kali.”

Pertanyaan yang cukup membingungkan bagi Negan. Ia bahkan tidak tahu siapa cewek yang dimaksud.

“Aduh, ngejawabnya perlu bertapa di Sungai Nil,” cibir Fadhil.

Negan menjawab yakin, “Bunda gue, nenek gue, Bluty.”

Ai! Negan ini benar-benar, ya? Apa Negan tidak sepenuhnya salah? Pertanyaannya merujuk pada cewek. Itu artinya sinonim dari perempuan, wanita, dan gadis. Memang betul bundanya dan neneknya adalah cewek. Akan tetapi, Bluty?

Apa Bluty itu masuk ke dalam hitungan?

Yoga menghela napas lelah. “Bluty emang cewek, sih, Gan. Tapi, kan... ah, udahlah, next!

Dengan santai Negan memutar botol, dan berakhir pada tutupnya yang menuju pada Fairy.

Satu kertas telah keluar dari mulut botol tersebut. Lalu, Fairy membukanya. “Posting satu foto dari cowok-cowok yang ada di sini dan bikin caption yang menarik.”

Fairy tersenyum miring, ia mengeluarkan ponselnya dan menangkap gambar Yoga secara langsung. Sambil tangannya menari di atas papan ketik, dia tidak berhenti menyeringai.

“Mampus lo dijual di situs prostitusi,” ucap Fadhil tak tentu arah. Yoga menggeplak kepala cowok itu.

“Selesai. Boleh kalian cek instagram gue.”

Yoga dengan cepat mengeluarkan ponselnya. Ia ikut penasaran atas apa yang dilakukan Fairy pada wajah tampannya. Tulisan Fairy tampak singkat, padat, dan... menyebalkan.

Cowok ini menarik, ya? Iya, menarik perhatian para bekantan.

“Lo punya dendam kesumat apa sama gue, sih, Fe?” tanya Yoga putus asa, pasrah, dan berserah. Wajahnya memelas seolah sangat tersakiti hanya karena postingan bekantan seorang Fairy. 

Fairy tidak peduli pada drama Yoga yang melebihi artis senior. Tangannya menggerakkan botol dan berputar lalu berhenti tepat menunjuk Fadhil.

“Apa hal yang paling lo sesali?” baca Fadhil. “Hmm. Gue nyesel nolak kiriman video dari Wendi. Waktu itu gue abis diliatin video siksa kubur sama babeh gue.”

Mereka semua terdiam, hingga satu suara menghunus Fadhil secara serentak, “MAMPUS!!”

“Tobat makanya,” imbuh Aliyah.

Lalu, botol berhenti ke arah Arash. Semua memperhatikan gelagat Arash yang tengah membaca dalam hati tulisan yang ada di kertas.

“Telepon mantan dan bilang kangen.”

With(out) Strawberry (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang