Apa satu kata yang pantas untuk meluapkan isi hati Arash kepada saudari Kamelya Sila?
Kejamnya gadis itu melenyapkan daya ponsel Arash, dengan alasan kebablasan. Padahal Arash sudah mewanti-wanti agar hemat sedikit dalam menggunakan benda canggih tersebut.
Arash selesai dari rumah Kamel pukul setengah delapan. Saat Arash hendak membalas pesan Angga, ponselnya berkedip-kedip lalu mati tanpa aba-aba. Terlebih lagi, Kamel dengan kurang ajarnya tidak memberitahu mengenai daya gawai milik Arash.
Arash memutuskan untuk langsung ke tempat lokasi yang disebut Angga. Markas yang dahulu pernah ia pijak ketika Aliyah diculik.
Mengingat Aliyah, Arash jadi rindu dengan gadis itu. Saat ini, Aliyah sedang apa? Apa Aliyah tengah memikirkannya seperti Arash yang memikirkannya sepanjang waktu?
Membawa motor dengan kecepatan sedang, Arash sampai dalam waktu seperempat jam.
Komplotan Angga memang tak tanggung-tanggung mempersiapkan acara menyambut angkatan baru. Markas yang biasa-biasa saja kini berubah menjadi tempat seperti malam tahun baru. Penuh lampu tumblr warna-warni melintang memenuhi dinding luar. Di parkiran berjejer kendaraan dari mobil mahal hingga vespa milik Angga. Acara diadakan di halaman terbuka. Terdapat meja panjang yang diisi banyak makanan dan minuman. Di sekelilingnya juga dihiasi lilin elektrik berciri estetis. Dapat dikatakan tergolong mewah untuk ukuran geng turun-temurun sekolahan.
“Eh, Rash. Semangat banget lo dateng. Mumpung masih ada waktu lima belas menit lagi. Ngobrol bentarlah sebelum gue sibuk.”
Angga langsung menghampiri Arash yang mungkin merasa sangsi sebab hanya dia orang yang bukan anggota SMA Angkasa. Walaupun bukan jadi masalah mengajak sekolah lain ikut meramaikan party.
“Gue juga udah laper. Ada makanan enak, nggak, buat gue?” tanya Arash tak tahu diri.
Angga terkekeh mencibir. “Emang, ya, lo! Sana, di meja ada banyak.”
Teringat ponselnya yang tak berdaya, Arash menoleh kembali pada Angga. “Lo ada power bank? Minjem gue.”
“Oh. Ada, kok,” angguk Angga. Lalu, Angga menoleh ke arah teman-temannya berkumpul. “Woi, Radit! Minjem power bank.”
Arash menatap datar. Dia pikir Angga memang punya dan membawanya, tetapi ternyata meminjam juga.
Satu orang mendekat ke arah keduanya. Yang Arash pastikan bernama Radit dari panggilan Angga. Pemuda itu menyerahkan benda petak sekaligus dengan kabel putih.
“Minjem dulu, ya, Bor. Nanti gue pulangin,” ujar Angga.
“Siap, Bos.”
Usai Radit berbalik, Angga menyerahkan power bank pada Arash. Buru-buru Arash mencolokkan ponselnya, lalu dibiarkan mengisi agak beberapa persen dahulu.
“Duduk dulu, Rash.” Angga mempersilakan Arash sembari mengarahkan tangannya ke titik perkumpulan.
Arash mengekori langkah Angga yang membawanya ke dua kursi kayu depan markas. Kemungkinan di sana tidak akan mengganggu privasi keduanya. Di meja yang menjadi penengah, tersedia dua gelas jus dan camilan. Arash yang katanya lapar sudah mencomot makanan itu, mengisi perutnya yang butuh asupan.
“Jadi, sebenernya lo mau cerita apa?” tanya Arash sebagai pembuka. Cukup penasaran dengan hal lalu yang tidak kunjung mengizinkan Angga mengulas kisah.
Angga menghela napas panjang. Agaknya, dia terlihat berat untuk menyampaikannya. “Ini tentang sepupu gue ... Zami.”
“Kenapa dia?”

KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) Strawberry (COMPLETED)
Novela JuvenilJUDUL SEBELUMNYA 'STRAWBERRY MILK' Bagi Aliyah Afifa, susu stroberi adalah hidupnya. Sehari tanpa susu stroberi bagai insan tanpa pasangan, serasa ada yang kurang. Termasuk menerima Arash sebagai pacarnya, disogok dulu dengan iming-iming susu strobe...