“Mantan?”
Adel mengangguk lesu. Setelah membuat sahabatnya bingung oleh keadaannya, Adel memilih menceritakan masalahnya.
“Dia terima hadiah dari mantannya. Ya, walaupun cuma oleh-oleh. Mereka juga chat-an udah dua hari. Gue tau banget Putra itu nggak pernah ngeladenin cewek lebih dari sekali,” papar Adel.
Deg!
Tiba-tiba sesuatu menghunjam dada Aliyah. Adel saja marah Putra menerima pemberian dari mantannya, bagaimana dengan Arash?
Aliyah juga tidak menceritakan tentang mantannya yang datang lagi pada Arash.
“Udahan marahannya sama Putra. Kan, lo tau Putra sayangnya sama lo,” ujar Fairy.
“Dia yang nyembunyiin itu dengan alasan nggak mau gue cemburuan nggak jelas, sama aja gue sakit hati!” sungut Adel.
Aliyah terbungkam sekali lagi. Bagaimana dia ingin memberi solusi atau pencerahan pada Adel? Sedangkan dia saja tanpa sadar juga melakukannya.
“Napa lo diam aja, Al? Tenangin ini bayi lagi cembokur. Lo biarin gue ngadepin dia sendirian,” cetus Fairy frustrasi.
Aliyah tersadar dari lamunannya. Ia menoleh pada dua sahabatnya bergantian.
Adel bersungut-sungut kembali. “Hal sesepele itu dianggap enteng sama dia. Sama aja kayak nggak ngehargain gue!”
Menghargai, ya?
Beribu kali mulut Aliyah tertutup rapat.
🍓🍓🍓
Ke sekolah kali ini, Arash tidak membawa motor kesayangannya. Ia memakai mobil jazz milik neneknya. Hal itu membuat tanda tanya di kepala Aliyah. Arash memangnya mau ke mana?Pacarnya itu juga menyuruhnya membawa baju ganti. Jadilah mereka menukar pakaian di toilet SPBU selepas mengisi bahan bakar.
“Kita mau ke mana, Arash?” tanya Aliyah ketika sebelah tangannya menutup pintu mobil.
Dengan tampang sok-sok romantisnya, Arash menjawab. “Ke tempat yang pasti kamu suka.”
Aliyah menyunggingkan bibirnya mengejek. Setelah itu, ia tidak lagi bertanya-tanya. Perjalanan dilanjut dengan diisi nyanyian dari audio mobil. Ditemani oleh suara musisi tanah air, lagu berjudul Bukti milik Virgoun.
Satu orang menggerak-gerakkan kepalanya ke kanan-kiri mengikuti irama, terkadang mulutnya terbuka untuk bernyanyi tanpa suara. Sementara orang yang di sebelahnya tengah memandang lurus ke arah jalanan.
“Beruntungnya aku
Dimiliki kamu.”Aliyah menoleh kala mendengar nyanyian Arash. Mata Arash sesekali melirik dirinya ketika melantunkan nada merdu. Suara Arash tergolong bagus, dia sering bernyanyi ketika Aliyah mengeluh susah tidur.
Sebelah tangan Arash bergerak meraih tangan Aliyah. “Kamu adalah bukti. Dari cantiknya paras dan hati.” Nyanyian Arash berlanjut. Ia melirik gadis itu dengan ekor matanya. “Kau jadi harmoni saatku bernyanyi. Tentang terang dan gelapnya hidup ini.”
Perlakuan Arash membuat Aliyah tersenyum mesem. Lucu, tetapi tersentuh juga. Aliyah ikut mengeluarkan suaranya. “Kaulah bentuk terindah, dari baiknya Tuhan padaku.” Lalu ia terdiam, membiarkan Arash yang melanjutkan lirik tersebut.
“Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terindah bagiku
Tolong kamu camkan itu.”
🍓🍓🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
With(out) Strawberry (COMPLETED)
Novela JuvenilJUDUL SEBELUMNYA 'STRAWBERRY MILK' Bagi Aliyah Afifa, susu stroberi adalah hidupnya. Sehari tanpa susu stroberi bagai insan tanpa pasangan, serasa ada yang kurang. Termasuk menerima Arash sebagai pacarnya, disogok dulu dengan iming-iming susu strobe...