45. Kamu ke Mana?

311 25 13
                                    

Arash masuk ke kediaman Kamel dengan muka masam. Seperti biasa, Kamel sudah menjamukan dua gelas jus jeruk di atas meja tamu. Kali ini Arash datang tepat waktu, agar sang tuan rumah tidak lagi mengoceh.

Pemuda itu menghempaskan tubuhnya ke sofa dengan datar. Raut wajahnya dapat dibaca Kamel yang tengah menekukkan alisnya.

“Kenapa lo? Kayak nggak seneng ke rumah gue?”

Sontak Arash menegakkan tulang belakangnya seraya menatap penuh Kamel. “Lo ngomong apa aja ke cewek gue? Bukannya gue baikan sama dia, malah lo bikin tambah runyam.”

Kamel terkekeh, “Gue cuma bilang maaf doang, Rash. Cewek lo aja yang ngeribetin dirinya sendiri.”

“Bohong banget.”

“Ck. Terserah lo, deh!”

“Ya udah!”

Kamel mengulurkan tangannya ke hadapan Arash, seolah meminta sesuatu. “Minjem hp lo, dong. Hp gue google-nya lemot banget. Mau nyari lanjutan nada bagian verse yang harus dipindahin.”

Arash memutar bola matanya. Tak ayal tangannya mengeluarkan ponselnya dari celana. “Beli hp barulah!”

Kamel mengambil benda pipih itu dengan kasar. “Lo mah gampang beli hp baru. Tinggal merem doang dapet.”

Arash menyugar rambutnya. Seakan perkataan Kamel tadi dibalasnya dengan pongah. “Eh, tapi jangan lama-lama. Batrenya keknya sekarat. Abis ini gue juga ada urusan. Hematin makenya!”

“Iya.” Kamel mengecek layar atas, benar. Sisa daya ponsel itu hanya 40%.

“Atau minjem power bank lo bentar, deh.”

Kamel terdiam beberapa saat, lalu menjawab, “Power bank gue rusak.”

“Aelah!” decak Arash.

Kamel lega, untung saja Arash percaya.
Saat ponsel tersebut berada di tangannya, notifikasi masuk menampilkan nama Angga. Tanpa sengaja Kamel dapat membacanya dengan jelas.

Angga
Jam 8 di markas gue
Jangan telat, ntar lo ga kebagian makanan

Arash janjian sama Angga? Batin Kamel.

Setelahnya, Kamel tersenyum. Hanya senyum manis agar tak memantik kecurigaan Arash.

Ini akan jadi peristiwa besar antara Angga, Arash, dan ... Zami.

Batin Kamel menggebu, bersorak riang atas apa yang sudah ia pikirkan untuk kelanjutan nantinya.


🍓🍓🍓


“Pake baju apa, ya?”

Tiga helai atasan berbeda warna terpampang di atas ranjang Aliyah. Ia bingung ingin memutuskan akan memakai pakaian seperti apa ke pesta ulang tahun kakak Zami. Acara yang diadakan di sebuah tempat ....

Tunggu. Aliyah belum mengecek di mana pesta tersebut berlangsung.

Cepat-cepat Aliyah mengambil dress bawah lutut bercorak kupu-kupu. Setelah itu, ia memoles tipis wajahnya dengan pernak-pernik perempuan di meja rias. Polesan make up tipis bersemayam di wajahnya. Rambutnya dibiarkan tergerai.

Aliyah mengambil ponselnya di sudut meja. Ia mengecek lokasi yang dikirim Zami pagi tadi. Titik derajat layar menunjukkan tempat ujung kota yang agak asing saat Aliyah membacanya.

Dragonbar Taste.

Tempat apa itu?

Baru saja Aliyah ingin meninjau lebih jauh wilayah itu, deringan nada khas merek ponselnya bersahutan. Dahinya mengernyit saat nama Zami terpajang di layar.

With(out) Strawberry (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang