52| Senyawa Destruktif

3.8K 577 190
                                    

Dua minggu setelah pertengkarannya dengan Javier di mobil, Alyssa nggak mendengar satupun kabar darinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu setelah pertengkarannya dengan Javier di mobil, Alyssa nggak mendengar satupun kabar darinya. Laki-laki itu bagai ditelan bumi. Bukannya mengharapkan, Alyssa cuma penasaran apa kondisinya saat ini juga dialami oleh Javier atau tidak. Pun saat beberapa temannya menanyakan keberadaan Javier, Alyssa nggak bisa menjawab apapun selain penjelasan bahwa hubungan mereka sudah berakhir.

"Balik ke rumah, Nyet. Mami nanyain mulu." Abam menyodorkan sepotong apel ke depan mulut Alyssa. Menyadarkan sosok itu dari lamunan singkat yang beberapa hari ini mengisi waktu-waktu kosongnya.

"Should I call Rena?" tanya Alyssa mendadak. Tubuhnya masih tetap bersandar pada lengan sofa dengan mulut penuh apel tanpa ada niat dikunyah.

"NGAPAIN?!"

"Nanya..."

"Al—"

"Nggak, gue nggak mungkin marah sama dia tenang aja." Alyssa menghembuskan nafas kasar, "Gue cuma mau tau sejak kapan? Kenapa dia nggak ngasih tau gue? For fuck's sake, gue nggak bakal mau sama Javier kalo emang begini kenyataannya."

"Wasn't it obvious?"

"Apanya?"

Abam menaruh apel yang digenggamnya kembali ke atas piring sebelum ikut menyandarkan tubuh pada punggung sofa. "Lo yang nggak peka, Al."

"GUE?!"

"Lo sebagai temen Rena harusnya lebih sadar. Kalo—apapun itu hubungan dia sama Javier—belum sepenuhnya kelar."

"Rena pernah cerita ke lo?"

Abam mengerutkan dahi setelah mendengar pertanyaan Alyssa. Maniknya yang semula menatap layar TV ia alihkan pada sosok di sebelahnya yang juga menyimpan sorot penuh tanya. "Enggak? Dan kenapa juga dia harus cerita ke gue?"

"I thought you two were close?"

"What a joke," tawa Abam sarkas. "Gue cuma nggak mau dia ngerasa sendirian waktu temen-temennya pada sibuk sama cowoknya masing-masing."

Perlu puluhan detik yang Alyssa habiskan untuk bergelut dalam pikirannya sendiri. Rautnya dingin, pula tatapan tajamnya masih bertahan seperti semula. "Jangan gini terus-terusan, Bam."

"Terus-terusan apa? Emang gue ngapain?"

Alyssa mengedekikkan dagunya ke arah Abam. "Don't involve yourself to everyone's problems. Coba sekali aja coba prioritasin diri sendiri dulu. Lo tuh selalu gini, Bam. Terlalu baik."

"Terlalu baik?! Al, what I've done to her—or everyone kayak yang lo bilang—it just bare minimum." Abam mulai meninggikan suaranya. "Lo pernah nggak mikir sampe sana? Gimana rasanya ada di tengah orang banyak tapi lo ngerasa not included?"

"Kita nggak pernah nyisihin Rena! Mau sama cowok masing-masing atau nggak, kita nggak pernah lupa sama Rena kok."

"From your perspective kan? Not hers?"

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang