32| Kontroversi Teh Celup

6.2K 811 256
                                    

Disclaimer: Violence, sensitive contents and harsh word⚠️

Di chapter ini aku gak berniat menjelek-jelekkan dan menghina pihak mana pun. Semua yang terjadi hanya sebatas kebutuhan untuk plot. So please be wise, thankyou.

Di perjalanan pulang hanya sunyi yang hadir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di perjalanan pulang hanya sunyi yang hadir. Tadi begitu melihat sosok yang kehadirannya gak diharapkan itu Rachel langsung buru-buru minta diantar pulang. Keenan dengan tanpa curiga langsung mengiyakan karena melihat raut lelah yang terpampang pada wajah Rachel.

Ingatan Rachel kembali ditarik ke beberapa saat yang lalu. Begitu dia dan Alyssa kembali, Jihane langsung berjalan mendekatinya dan mengatakan hal yang sama. Bahwa dia juga melihat seseorang dari masa lalu itu.

"Gue lihat Jordan..." bisik Jihane tepat saat Rachel berada di hadapannya.

"I know, i saw him too."

"Dia lihat lo?"

"Hopefully not."

Setelahnya mereka berdua hanya diam, tapi Rachel menyadari dengan jelas kalau masih ada sesuatu yang disembunyikan sepupunya. "Kenapa?"

"Actually, there something happened..."

Ucapan Jihane selanjutnya benar-benar seperti simulasi kiamat kecil bagi Rachel. "Kayanya dia udah beneran balik dari Cali. Gue ketemu beberapa hari yang lalu dan dia nanyain lo..."

Mendengar itu tanpa menunggu lama Rachel langsung meminta Keenan untuk membawanya pulang. Gak, Rachel gak akan pernah mau dan gak akan pernah siap untuk ketemu Jordan lagi.

"Racheline," panggilan Keenan barusan ditambah elusan pada kepalanya berhasil menarik Rachel kembali ke realitas. Dengan mata mengerjap Rachel menoleh pada Keenan penuh tanya.

"Udah sampai, dari tadi gue panggil lo ngelamun mulu."

"Ah iya, sorry." Rachel dengan cepat berusaha mengumpulkan kesadarannya dan melepas seat belt. Saat dia berancang-ancang untuk membuka pintu, Keenan lebih dulu menahan tangannya.

"Kenapa sih?" tanya Keenan khawatir.

"Gak ada apa-apa."

Keenan beralih untuk mengelus pipinya lembut. "Kecapekan banget?"

"Kayanya."

Laki-laki berlesung pipi itu hanya tersenyum tipis dan meraih tas milik Rachel. "Mau digendong?"

Rachel yang terkejut mendengar tawaran Keenan sontak membelalak. Dengan buru-buru dia menggeleng sebagai penolakan. "Gak usah, gue cuma capek bukan pingsan."

"Tapi pucet."

"I'm okay, Ken. Beneran," ujar Rachel berusaha membuat Keenan percaya.

"Yaudah sekarang masuk. Abis bersih-bersih langsung tidur, oke?" Tapi sebelum Rachel dilepaskan, Keenan mencondongkan tubuhnya untuk mengecup pelipis Rachel sekilas—seperti yang biasanya dia lakukan.

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang