Malam minggu seperti ini adalah waktu bagi para muda-mudi untuk melepas penat setelah 6 hari menuntut ilmu entah itu di sekolah ataupun di kampus.
Tak terkecuali 4 orang gadis yang sedang berjalan masuk ke dalam sebuah club yang ramai. Mereka sengaja datang ke club hari ini bukan saja karena malam minggu, tapi juga ingin melepas stress setelah UTS.
Setelah memilih meja dan memesan minum, mereka mulai duduk.
"Pokoknya malem ini, gue nggak mau sober," ucap seorang gadis berponi dengan rambut coklat.
"Kan kita udah gambreng tadi, Raline yang kalah berarti dia juga yang harus sober," balas seorang gadis dengan rambut pirang.
"Raline juga dong yang bayarin? Uwuuuu makasih ya tayank," pekik girang seorang gadis yang berambut hitam dengan poni tipis.
"Iye iye gue nggak minum ntar, tapi yang bayarin bukan gue, tuh Rachel sebelum UTS dia udah woro-woro mau traktir." balas gadis yang dipanggil Raline tadi, menunjuk si pirang—Rachel.
"Ck. Kalo masalah traktiran aja lo inget-inget kaya pahala," gerutu Rachel.
Setelah itu mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing masing. Raline memilih bergabung dengan lautan manusia di dance floor, sedangkan yang lain sibuk meminum minuman masing-masing.
"Tumben lo nggak gabung juga di sana, Al?" tanya si gadis berponi tipis—Yuna, menunjuk ke arah dance floor.
"Nggak ah mager, gue mau ngaso aja di sini."
"Tumben amat, biasanya dari pintu masuk aja lo udah joget-joget kaya barongsai."
Belum ada dua jam mereka di sana, ketika ponsel Yuna tiba-tiba berdering. Dia langsung berlari keluar untuk mengangkat telepon. Belum ada 5 menit dia sudah kembali masuk lagi.
"S.O.S cui, nyokap gue telepon nyuruh balik, pasti si angjim Yera nih yang ngadu ke nyokap kalo gue ke sini," gerutu Yuna sambil terus mengumpati kakak perempuannya itu.
"Cupu amat lo kaya bocil SMP ketahuan pacaran terus disuruh balik." ejek Rachel.
"Ck. Masalahnya kalo gue ngga balik detik ini juga, bisa dijadiin abon gue sama nyokap," balas Yuna sambil menjejalkan barang-barangnya ke dalam tas. "Dah ya gue cabutski dulu, bye ayang-ayangie," katanya sambil berlalu pergi.
Setelah Yuna pergi keadaan di meja mereka menjadi hening.
"Tuhkan, nggak suka gue kalo ke Northbank berempat doang begini, sepi kan," keluh Rachel.
"Ya gimana lagi, yang lain pada gak bisa ikut."
"Yaudah lah ayo turun aja kita daripada nangkring berdua doang di sini."
Dalam hitungan detik kedua gadis itu sudah bergabung di tengah-tengah kerumunan manusia yang saling melompat dan menari.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Serotonin
Fanfiction"I'll be your meds. Let me be your daily dose of Serotonin." "Then i'll be your dopamine, huh? You wish." ©niciwinibiti, 2020