10| Night We Met

8.3K 1K 211
                                    

⚠️⚠️⚠️

Keenan baru saja tiba di Northbank, dia dan Javier sepakat akan datang kemari karena merasa suntuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keenan baru saja tiba di Northbank, dia dan Javier sepakat akan datang kemari karena merasa suntuk. Keenan sengaja datang duluan. Laki-laki itu mulai berjalan untuk memilih meja saat matanya menangkap seorang gadis dengan rambut pirang yang sangat ia kenali.

Keenan mengangkat sebelah alisnya. "Ngapain dia di sini sendirian?" Saat akan berjalan menghampiri gadis itu, ia mendapat pesan dari Javier kalau ia tidak jadi datang karena orang tuanya tiba-tiba pulang.

Keenan hanya menghela nafas dan kembali berjalan menuju Rachel. Dia dapat melihat gadis itu menangis sambil terus menenggak minumannya. Langsung saja ia menarik gelasnya agar gadis itu berhenti minum. "Udah cukup, lo udah hampir mabuk."

Rachel segera menoleh ke arahnya, dapat ia lihat matanya melebar terkejut. "Keenan?"

"Kenapa lo sendirian di sini?" tanya Keenan.

Seperti diingatkan, gadis itu kembali menangis. "Temen lo brengsek gue benci!!!" Gadis itu mulai memukuli dada Keenan, "berani-beraninya dia bikin gue patah hati!!!"

Keenan yang terkejut dengan perlakuan gadis itu segera mencekal tangannya untuk berhenti. "Woahh, calm down, oke?"

Gadis itu tiba-tiba memeluk tubuh Keenan sambil masih menangis. "Harusnya dia langsung bilang aja kalo gak suka gue, gak usah pake segala ngajak gue jalan," katanya lirih.

Keenan yang mengerti apa yang terjadi, membiarkan gadis itu memeluknya. Laki-laki itu menepuk-nepuk punggung Rachel menenangkan.

"Dia suka sama sepupu lo, sahabat gue sendiri," adu Rachel pada Keenan.

"Gue tau."

Rachel yang mendengar itu langsung melepaskan pelukannya. "Wah, apa jangan-jangan semua orang emang tau kalo Kafka gak suka gue dan dia milih Chaca???" Gadis itu terkekeh sinis tidak percaya.

Keenan memilih diam tidak mau menjawab pertanyaannya. "Gue masih gak nyangka ternyata gue udah kaya badut gak tau malu di mata orang-orang," katanya dengan nada sinis yang justru terdengar pilu. "Harusnya gue percaya feeling gue kalo ada sesuatu antara Kafka dan Chaca."

Gadis itu menunduk dan menutup wajahnya kembali menangis pelan. Keenan yang tidak tega melihat gadis itu, langsung menangkup wajahnya. Dia menghapus air mata yang mengalir di pipi mulus Rachel. "There's nothing wrong with you, kecuali lo yang makin beler gara-gara nangis."

Rachel memberengut kesal dan menepis tangan Keenan yang ada di wajahnya. "Yaudah jangan liat gue soalnya gue masih mau nangis!!!" jawabnya sambil kembali menutup muka malu.

Keenan yang melihat gadis di depannya ini hanya terkekeh. Laki-laki itu dengan sengaja mendekatkan wajahnya pada Rachel dan menarik tangan gadis itu.

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang