Karena kemarin rame baiqlah q beri bonusan satu biji
Rachel sedang sibuk mengetik sesuatu pada ponselnya. Gadis itu sedang membalas pesan Keenan. Mengabaikan teman-teman yang sedang mengoceh di sekelilingnya.
Call Center
Gue jemput rada telatan ya
Ada kumpul basket bentarIye
Jemput di fisipKok di fisip?
Lagi ngantin
Jangan cari cowok!!!
Jangan genit!!!Sape lau ngatur gue
GUE OTW SEKARANG
Rachel hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan laki-laki itu. Belum apa-apa saja tingkahnya sudah mirip seperti Papa dan Abangnya. Ini bukannya punya pacar dia malah nambah satpam.
Tiba-tiba Chaca merapatkan tubuhnya ke arah Rachel. Gadis itu berkata pelan, "gue minta maaf ya, Chel."
Rachel mengangkat sebelah alisnya heran. "Buat?"
"Soal Kafka. Karena gue udah maksa kalian buat deket."
Ah, Rachel saja hampir lupa kalau beberapa hari yang lalu dia menangis menyedihkan karena patah hati. Tapi setelah Chaca menyebut nama Kafka lagi, memori tentang laki-laki yang mencampakkannya itu perlahan muncul lagi.
Rachel jadi mengingat pula penyebab dia dicampakkan adalah gadis di sebelahnya ini. "Udah terjadi dan gue juga udah gak peduli." Gadis itu memalingkan muka tidak mau menatap Chaca.
Dia sama sekali tidak marah pada Chaca. Karena menurutnya perasaan manusia tidak bisa dipaksa harus berlabuh pada siapa. Tapi dia merasa kesal karena sahabatnya itu—yang tidak peka atau pura-pura tidak tahu, malah membantunya dekat dengan laki-laki yang menyukainya.
"Gue beneran minta maaf, kalo gak karena gue yang sok tau mungkin lo gak harus ngerasain ini."
"Gak usah dibahas lagi." Rachel takut jika ini terus dibahas dia akan kembali emosi dan mungkin akan mengeluarkan kata-kata yang melukai Chaca.
Chaca menatap Rachel merasa bersalah. Dia tidak berani bicara lagi. Mungkin Rachel memang belum mau membahas lagi.
Teman-temannya yang lain merasa ada yang aneh di antara Rachel dan Chaca. "Kenapa sih?" tanya Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serotonin
Fanfiction"I'll be your meds. Let me be your daily dose of Serotonin." "Then i'll be your dopamine, huh? You wish." ©niciwinibiti, 2020