33| Yang Hilang; Datang

5.7K 810 178
                                    

"Kenapa gak kasih tau kalo cewek itu lo, Ren? Gue udah nunggu lo selama 5 tahun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gak kasih tau kalo cewek itu lo, Ren? Gue udah nunggu lo selama 5 tahun..."

Reaksi paling normal yang bisa tubuh Rena keluarkan setelah dengar Javier ngomong gitu adalah membelalakan mata kaget dan selanjutnya tubuhnya lemas.

Harusnya dia gak perlu kaget soal masalah ini sih. Harusnya. Tapi tentu saja itu gak mungkin terjadi.

"Kenapa tiba-tiba lo ngilang? Gue gak pernah ingkar janji, Ren, bahkan gue masih selalu nunggu lo di halte sampai sekarang. Dan ternyata orang yang gue tunggu justru ada di dekat gue selama ini."

"Gue ngerasa goblok," lanjutnya dengan kekehan miris. "Gue juga ngerasa dibohongin."

Di antara semua jawaban yang bisa Rena beri, yang keluar dari bibirnya adalah pertanyaan konyol ini, "lo tau dari mana? Foto-foto gue yang kesebar di twitter?"

"Bukan, tapi ini..." Javier melerai pelukan mereka dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Benda bewarna biru muda yang seingatnya selalu berada di dalam tas Rena kini dalam genggaman Javier. "Kenapa bisa sama lo?!"

"Jatuh waktu ulang tahun Yogi. Gue mau kembaliin ke lo, tapi gak sengaja kebuka dan gue lihat foto ini." Belum cukup dengan Javier yang menemukan buku diary Rena, laki-laki itu juga menunjukkan foto satu-satunya yang dia miliki saat masih berumur 14 tahun. 

Rena benar-benar merasa dilucuti sekarang. Semua rahasia yang merupakan memori terburuknya kini terbongkar dalam sehari, mengabaikan dia yang sekuat tenaga menutupi selama ini. Tuhan dan semesta-Nya memang suka bermain-main dengan jalan hidup manusia. 

"Jadi cewek itu beneran lo kan, Ren? Lo itu Rere kan?"

***

5 tahun yang lalu..

Javier yang terlalu malas mengikuti bimbingan belajar matematikamata pelajaran yang menjadi musuh hampir seluruh murid di sekolahnyameniatkan diri untuk kabur. Tapi niatnya harus ia urungkan saat telinganya mendengar suara tangis yang berasal dari ujung lorong

Selayaknya bocah berumur 14 tahun yang sering kepo, Javier memilih mengabaikan rasa takutnya dan berjalan mendekati sumber suara. Sempat terpikirkan dalam otaknya kalau mungkin saja suara itu bukan berasal dari makhluk hidup. 

Bisa aja itu Mbak Kunti yang lagi patah hati habis putus sebelum mati. Tapi hal itu dengan segera dia tepis karena menyadari hari yang masih sore dan menurutnya ini bukan waktu bagi para setan untuk gentayangan

Suara isakan tangis semakin jelas dalam pendengaran bocah itu saat langkahnya hampir mencapai sumber suara. Tepat seperti tebakannya, asal dari suara itu bukan lah makhluk jadi-jadian tapi seorang gadis yang dia tebak seumuran dengannya tengah berjongkok di bawah tangga yang telah beralih fungsi menjadi tempat meletakkan perkakas kebersihan.

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang