Miran sedang berjalan sendirian mengelilingi toko buku. Gadis itu mencari sumber buku untuk referensi tugasnya. Saat sedang memilih buku, tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan membulatkan mata setelah melihat siapa yang berada di depannya. "Eh Malik?"
"Heheheh... Kaget banget?"
Miran yang masih blank hanya mengangguk polos. "Iya, kaget."
Malik tertawa lebar melihat wajah cengo Miran. "Gue serem banget emang kaya setan?"
"Eh bukan gitu maksudnya Malik. Gue kaget karena ya kaget..." Miran menggeleng cepat menyanggah ucapan Malik.
Malik mengacak pelan rambut Miran. "Gue bercanda doang, jangan tegang banget kaya tiang listrik."
Miran hanya menunduk malu dan mengangguk. Rambutnya yang diacak-acak tapi jiwa raganya yang berubah menjadi jelly. "Lo lagi cari apa?" tanya Malik.
"Oh ini, lagi cari buku buat referensi laporan gue." Miran mulai berjalan mengamati buku-buku yang berjejer rapi di rak. "Lo sendiri?"
Malik balas mengangguk, "sama gue juga." Laki-laki itu berjalan mengikuti Miran. "Lo sendirian aja?"
"Gue emang biasanya kalo cari buku selalu sendiri."
"Gue juga, yaudah kalo gitu ayo cari bareng."
Miran menatap Malik ragu sebelum akhirnya mengangguk setuju. Gakpapa tenang aja kan cuma cari buku bareng, batinnya.
Mereka mulai berkeliling saling membantu untuk mencari buku. Setelah selesai dan mendapatkan apa yang dicari, mereka berjalan menuju kasir.
Saat akan mengeluarkan uang, tangan Miran lebih dulu ditahan Malik. "Gue aja yang bayar."
Miran mendelik tidak terima, "jangaaaan, kan ini buku gue, Mal."
"Udah gakpapa."
"Ihh jangan, Malik. Nanti ngerepotin." Miran masih bersikeras menolak. Masalahnya bukunya ini tidak murah. Dan dia juga tidak suka memiliki hutang kepada orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serotonin
Fanfiction"I'll be your meds. Let me be your daily dose of Serotonin." "Then i'll be your dopamine, huh? You wish." ©niciwinibiti, 2020