29| Thicker Than Love

6.5K 856 210
                                    

Keenan berjalan menuju parkiran dengan kepala menunduk, sibuk berbalas pesan dengan gadis yang kini absen ia antar pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keenan berjalan menuju parkiran dengan kepala menunduk, sibuk berbalas pesan dengan gadis yang kini absen ia antar pulang. Telinganya mendadak pengang ketika seseorang memanggilnya dengan suara 8 oktaf.

"HEH SEPUPU!" Itu Chaca tentu saja. Siapa lagi orang yang akan memanggilnya tanpa tata krama seperti ini. Gadis itu sudah bersandar pada mobil Keenan dengan tangan yang melambai ke arahnya.

Keenan yang melihat sepupunya itu hanya bisa menyernyit heran. Hal ini mungkin akan terjadi dalam hidup Keenan satu kali dalam setahun. "Ngapain lo di sini? Kafka belum balik."

"I know. Gue ke sini cari lo kok."

"Cari gue???" tunjuk Keenan pada dirinya sendiri. Yang kemudian dibalas Chaca dengan anggukan kepala.

"Terakhir kali lo nyamperin gue karena kunci mobil lo ilang terus gak bisa balik. Sekarang apa?"

Chaca memutar bola matanya malas sebagai balasan. "Gue mau nebeng balik."

Sebelum sempat menjawab, tangan Chaca sudah lebih dulu berada di depan mulut Keenan—menahan laki-laki itu untuk menolak. "Gue tau kursi samping lo kosong hari ini jadi gue bisa numpang."

Dengan berat hati akhirnya Keenan mempersilahkan sepupu laknatnya itu masuk. Bukannya apa-apa, tapi Chaca kalau menumpang mobilnya itu suka gak tahu diri.

"Mampir makan dong, Ken." Ini lah alasan kenapa Keenan paling malas kalau Chaca sampai muncul di hadapannya dengan inisiatif menebeng pulang.

"Gak usah aneh-aneh. Gue mau langsung balik."

"Pelit lo, dasar. Belum aja gue aduin Rachel soal yang enggak-enggak tentang lo."

"ENGGAK-ENGGAK APAAN MAKSUD LO?!"

"Jaman-jaman kegelapan lo waktu SMA sebagai contoh."

"Gak usah aneh-aneh ya lo, anjing."

"Jadi makan atau gue cepuin?" tawar Chaca dengan senyum mengejeknya.

"HIH IYA IYA MAKAN."

Walaupun menjadi siswa berprestasi ditambah juara olimpiade, tapi Keenan zaman SMA tetaplah sebuah aib. Dalam seminggu bisa dua kali dia dipanggil ke ruang BK karena kelakuannya yang ada-ada aja. Entah merokok di dalam kelas, ketahuan bolos sampai yang paling parah membuat satpam sekolahnya masuk selokan.

Maminya sampai angkat tangan dan hampir menyerah menasihati Keenan yang gak pernah mendengarkan ucapannya. Sebaliknya laki-laki itu pasti akan berasalan, "hidup itu harus balance, Mi. Jadi kalo kemarin Keenan habis dapet juara umum olimpiade fisika, besoknya harus masuk BK."

Kadang kalau diingatkan lagi, Keenan rasanya mau masuk gorong-gorong saking malunya. Padahal kelakuannya sekarang juga gak jauh beda.

Sekarang kedua sepupu itu sedang duduk berhadapan di Warung Sate Padang langganan Chaca. Keenan mengunyah makanannya sambil menatap Chaca yang aneh hari ini—sebenarnya setiap hari Chaca aneh sih menurut Keenan.

SerotoninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang