Rachel sudah ada di mobil Keenan sekarang. Kafka yang mengantar Chaca ke rumah sakit. Mungkin setelah ini Keenan juga akan menyusul.
"Nganter Sharon dulu ya, lebih deket rumah dia daripada rumah lo." Keenan menengok ke arah Rachel yang duduk di kursi belakang.
Rachel hanya mengangguk setuju. Lalu membuang pandangannya ke arah jendela, melihat jalanan yang masih ramai kendaraan.
Mobil diisi dengan obrolan Keenan dan Sharon. Rachel tidak mau terlibat obrolan di antara mereka, jadi dia memilih diam.
Mobil berhenti di depan sebuah rumah bercat abu-abu. "Thanks ya Kak, soal yang minggu depan jadi ya???" Sharon tersenyum manis ke arah Keenan.
Keenan balas tersenyum. "Nanti gue kabarin lagi ya." Yang diangguki oleh Sharon, senyum semakin merekah di bibirnya.
"Kak Rachel, gue turun ya," katanya ramah pada Rachel. Rachel hanya mengangguk dan tersenyum singkat.
Sebelum Sharon benar-benar turun, dia mencondongkan badan ke arah Keenan dan mengecup pipi laki-laki itu cepat. "Hati-hati, Kak."
Keenan terkejut dengan tindakan Sharon yang tiba-tiba. Dia hanya tersenyum kaku ke arah Sharon, memperhatikan gadis itu yang berlalu masuk ke dalam rumahnya.
Rachel yang duduk di belakang juga terkejut dengan lovey-dovey yang baru saja dia saksikan tapi dia memilih acuh dan pura-pura tidak melihat. Salah banget emang nebeng orang kasmaran gue berasa ada dan tiada, batinnya.
Keenan berdeham untuk memecah keheneningan. "Sini duduk di depan, gue bukan mas-mas go-mobil."
Rachel hanya berdecak, tapi kemudian menurut untuk pindah duduk di samping Keenan.
Keenan menoleh ke arah Rachel sebentar. "Soal yang lo liat tadi—"
"Is not my business, right? Gue juga gak mau tau. So, calm down," potong Rachel sebelum Keenan sempat melanjutkan ucapannya.
Kalimat yang diucapkan gadis itu berhasil menohoknya. Bener juga, kenapa gue harus repot-repot jelasin masalah tadi, batinnya.
Keenan mulai menjalankan mobilnya, saat Rachel berucap, "Lagian itu hal normal kali buat orang pacaran, asal kalian gak make out depan gue aja, then everything is fine."
"Gue nggak pacaran sama Sharon." Entah kenapa dari sekian banyak balasan yang bisa diucapkan dia justru menjelaskan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serotonin
Fiksi Penggemar"I'll be your meds. Let me be your daily dose of Serotonin." "Then i'll be your dopamine, huh? You wish." ©niciwinibiti, 2020