Hari ini, untuk entah keberapa kalinya, Inojin menjadikan dua sahabat karib istrinya itu sebagai baby sitter nya lagi. Tentu saja, tidak ada yang keberatan dengan pekerjaan itu, mereka akan melakukannya dengan senang hati tanpa disuruh sekalipun, apalagi kali ini mereka benar mendapatkan upah yang nyata untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Siapa sih yang tidak tergiur dengan uang? Hanya dengan menemani sahabatmu sepanjang hari lalu beberapa lembar uang akan hadir di dompetmu, beruntung sekali.
Karena bosan terus di rumah memainkan permainan kartu, Sarada mengajak keduanya pergi ke toko buku, ujian semakin dekat, sebagai siswi teladan, sudah menjadi kebiasaan untuk Sarada membeli beberapa buku baru untuk menunjang kegiatan pembelajarannya.
Chocho setuju untuk ikut hanya karena mengincar boba milk tea yang ada di depan toko buku itu, sementara Himawari ikut dengan niat ingin membeli buku juga serta mungkin beberapa pernak-pernik kecil yang biasanya ditawarkan disana.
"Karena tujuan kita berbeda semua, bagaimana kalau kita berpencar? Dan bertemu lagi disini setelah satu jam," Ucap Sarada setelah mencapai toko buku.
Kedua lawan bicaranya mengangguk dan mulai berpencar menuju rak-rak buku yang berderet rapi itu, menjajakan jajanan untuk pikiran dengan tema yang berbeda-beda. Tidak untuk Chocho yang langsung melesat keluar kembali dari toko buku untuk mengincar kedai kecil penjual boba milk tea yang dia incar.
Sementara Himawari hanya menyusuri setiap rak yang pertama kali ia temui, dan berhenti di satu titik untuk membaca sinopsis maupun informasi terkait buku yang menarik perhatiannya. Sebelum nantinya, dia berniat ke bagian alat tulis.
"Ah perlukah aku membeli buku tentang bayi?" Jemarinya mengetuk-ngetuk dagunya, "Ya, kurasa perlu, informasi di internet terkadang tidak bisa dipercaya, lebih baik aku membelinya."
Ia langsung mengarah ke rak bagian ibu dan anak, dan menemukan beberapa buku mengenai panduan untuk seorang calon ibu di masa kehamilan, panduan mengasuh bayi baru lahir dan beberapa tahun ke atasnya, buku mengenai kehamilan yang ditulis oleh seorang dokter dan banyak lagi. Ia langsung saja larut dan mencari buku yang tepat untuk dia beli.
Tak jauh dari situ, netra ungu yang menelisik dari celah-celah rak buku di seberangnya terus memperhatikan perangai gadis yang tengah asik memilih buku. Senyumnya menyeringai seketika begitu menyadari dia benar orang yang ia tuju dan tengah sendirian.
Segera saja ia tanggalkan buku mengenai kesekretariatan yang tengah ia baca dan melenggang menuju rak yang sama dengan gadis itu, mengambil asal buku tentang panduan calon ibu dan berpura-pura membaca sinopsisnya dengan sedikit keras untuk menarik perhatian targetnya.
"Eh Kak Sumire? Sedang apa Kakak disini?"
Sumire tersenyum, targetnya sudah memakan umpannya, "Hanya melihat-lihat Hima, kau sendiri? Dengan siapa kau kemari?"
"Ah aku juga hanya melihat-lihat," Ia ingat betul Inojin hanya memperkenalkannya sebagai siswa sekolah menengah atas anak rekan ibunya yang tengah menginap di rumahnya, jadi dia harus merahasiakan identitasnya kini, pikirnya, "Aku kemari dengan teman-teman, tapi kami mencari buku yang berbeda makanya kami berpisah, Kakak sendiri?"
"Ah begitu," Sumire menelisik rak berisi buku-buku itu, "Kau mencari buku tentang kehamilan?"
Sial! Ia lupa dimana dirinya berada, Himawari tersenyum canggung dan berusaha mencari alasan yang sekiranya masuk akal, "Aku hanya penasaran, rekan Mama tengah mengandung, aku ingin memberikannya hadiah yang mungkin berguna padanya."
"Tumben sekali orang memberi buku sebagai hadiah pada ibu hamil?" Sumire menangkap gadis itu yang kini canggung setengah mati, ia tersenyum ramah, "Tapi tidak apa, bagus kau memberinya buku, sepertinya kau gadis yang pintar di sekolah ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Can We Fall In Love? [COMPLETED]
FanfictionKata apa yang tepat untuk hal ini? Kutukan? Atau Anugrah? Jujur! Aku sangat bingung! Aku memang bahagia karena pada akhirnya, sosok yang aku sangat sangat kagumi dari dulu kini menjadi milikku Tapi apakah harus sekarang? Apa yang mama dan papa piki...