Sebaiknya Hima

104 13 0
                                    

"Apa? Apa lagi yang kau sembunyikan dariku Kak?" batinnya, Sai memandang menantunya itu dengan kasihan. Sebenarnya ia juga baru tahu hal itu, tapi dia memang selalu memilih untuk tidak mencampuri urusan personal anaknya, ia hanya bisa meminjamkan bahunya sebagai sandaran gadis yang terlihat telah kehilangan seluruh tenaganya untuk hari ini.

"Tidak untuk waktu yang lama, hanya kurang dari setahun, kami berpisah karena keinginanku." Inojin tidak sanggup lagi melihat Hima yang terlihat sangat kecewa, memincingkan matanya dengan tajam pada si tergugat yang sepertinya memang merencanakan itu. Tapi kemudian, ia tersenyum, seolah memiliki pembalik atas kejadian memuakkannya ini. "Kau tidak ingin bertanya kenapa saya ingin kami berpisah?"

Pengacara itu tergugun, ia memang diberikan detail lanjutan mengenai cerita itu, tapi jelas itu tidak akan menguntungkan kliennya. "Saya mungkin terlihat seperti bajingan di depan kalian semua begitu mendengar persaksianku," ucapnnya tanpa aba-aba, "Tadinya saya tidak ingin mengungkap ini, tapi karena sudah terlanjur saya lanjutkan saja ya?"

Ia menatap Sumire yang sama sekali tidak takut akan ancamannya itu, "Kami memang menjadi sepasang kekasih, tapi saya tidak pernah menyentuhnnya, yang sepertinya sangat tidak disukai olehnya. Tergugat menjebakku untuk bisa menidurinya, namun saya sadar di tengah jebakannya dan memilih untuk mengakhiri hubungan kami. Siapa sangka ia menggunakan cara yang sama untuk menjebakku lagi saat sudah bersama istriku?"

"Cukup untuk kesaksiannya, Tuan bisa kembali." Pengacara Inojin menutup sesi itu setelah pengacara si tergugat tidak memiliki dalih lain untuk dibicarakan. Inojin turun melewati meja Sumire, tersenyum senang karena lolos dari jebakannya.

"Kau mungkin masih terjebak di masa lalu kita yang indah itu, tapi kau harus ingat, kau juga yang menghancurkan hal yang indah itu," bisiknya, ya tidak sepenuhnnya berbisik, ia harus pastikan Sumire bisa mendengar ucapannya, ia kembali duduk ke mejanya dan memandangi Himawari yang enggan. Ia hanya melihat ayahnya yang mengangguk padanya.

Seluruh sidang berjalan dengan lancar, bukti-bukti rekam medis atas Inojin dan Himawari menjadi dalih kuat untuk Sumire tidak bisa lolos dari hukumannya. Seluruh pembelaan dari sang pengacara tergugat dinilai tidak cukup untuk membuktikan bahwa pihak tergugat tidak bersalah, untuk sementara sidang ditutup dengan persentase besar bahwa Inojin akan keluar sebagai pemenangnya.

Mereka semua telah pulang, Himawari yang sedari tadi memilih sibuk menghabiskan stik roti. Senyum di wajahnya hanya kembali begitu melihat putranya saja, setelah memutuskan untuk bermalam di kediaman mertuanya karena harus kembali ke persidangan final besok, Himawari melewati harinya belajar dengan Ino untuk mengurus Inoyoshi tanpa sedikitpun menaruh perhatian untuk ayah bayinya itu.

Sai memberitahu Ino apa yang terjadi di pengadilan yang membuatnya berinisiatif untuk mencuri cucunya untuk tidur bersamanya, agar putranya itu dapat menyelesaikan permasalahan di antara keduannya.

"Tapi Ibu sudah repot menjaga Yoshi seharian, aku tidak mau merepotkan Ibu juga saat tidur, biar kali ini denganku saja ya?" Hima bersikukuh, ia benar-benar tidak mau ditinggal berdua saja dengan suaminya itu, namun Ibu mertuanya benar-benar keras kepala. Tak heran kenapa Inojin pernah sekeras itu padanya.

"Aishh dia tidak akan merepotkanku, iya kan Sayang? Tenang saja Hima, Inojin, dia akan aman bersamaku dan Sai." Sai meraih bahu Ino serta mengganguk pada keduannya, "Jika sesuatu terjadi akan ku kembalikan Yoshi padamu, tenang saja."

"Kalian juga pasti sangat lelah karena persidangan ini, istirahat saja dengan baik ya," tambah Sai meyakinkan keduanya, setelah permohonan Hima disanggah terus-menerus oleh Ibu mertuanya akhirnya ia menyerah dan melenggang pergi ke kamarnya.

"Kau sebersikeras itu tidak ingin tidur denganku ya?" Hima hanya bergeming dari sisi ranjangnya, memilih memusatkan pandangan matanya pada lampu sorot redup itu, mengingat pengakuan suaminya di persidangan membuatnya menatap sudut ruangan itu dengan pandangan yang berbeda. Kamar ini adalah saksi bisu penolakan Inojin untuknnya.

Can We Fall In Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang