#28: Hal yang Mengejutkan

19K 1.5K 118
                                    

Apa Yuda akan diam saja saat melihat Amanda diseret mamanya pergi? Tidak, tentu saja tidak. Yuda langsung bereaksi. Dia berusaha untuk mengejar langkah kaki Mama Diana sampai jemarinya berhasil menyentuh pergelangan tangan Amanda.

Namun, tak disangka, Amanda justru langsung menepis tangan Yuda dengan gerakan cepat. Seolah kedatangan Mama Diana yang begitu tiba-tiba dan buru-buru menyeret Amanda pergi, adalah hal yang diam-diam juga disyukuri oleh Amanda.

Tentu saja hal itu membuat Yuda merasa kalah, dengan sangat telak. Bahwa sudah tidak ada siapa pun yang akan tinggal di sisinya lagi. Semuanya seolah berbondong-bondong ingin segera pergi meninggalkan Yuda secara bersamaan. Ingin membuatnya terpuruk. Sendirian.

Yuda akhirnya menghentikan langkah, tidak berusaha mengejar Amanda lagi, apalagi sampai harus melawan petugas avsec bandara yang akan menanyainya perihal boarding pass yang tidak dimilikinya. Yuda hanya membeku di tempat, melihat kepergian Amanda yang sama sekali tidak menolehkan wajah padanya hingga keberadaannya benar-benar tak bisa Yuda lihat lagi.

Selama sepuluh menit ke depan, Yuda masih tetap membeku. Entah apa yang akan dilakukannya setelah ini, Yuda sudah tidak tahu lagi sehingga dia lebih memilih untuk bertahan pada posisinya itu, entah sampai kapan.

Rupanya tidak lama, karena selepas sepuluh menit Yuda masih tidak berniat beranjak kemana pun, ponselnya bergetar. Yuda tidak terlalu peduli. Sekalipun yang meneleponnya adalah Amanda, Yuda sama sekali tidak mau peduli lagi. Hati dan harapan satu-satunya tentang Amanda yang akan mendukung dan berada di sisinya kini telah musnah. Perempuan itu telah memilih mengkhianati kepercayaannya, mengkhianati cintanya yang tak pernah berhenti dia gaungkan.

Namun rupanya, getaran ponsel itu sama sekali tak mengenal kata menyerah. Begitu berhenti sebentar karena batas panggilannya berakhir, rupanya ponsel itu bergetar lagi. Hingga Yuda jadi memaksa tangannya untuk merogoh saku celananya, dan melihat siapa orang yang meneleponnya di saat perasaannya sedang sekacau ini.

Tiba-tiba, sorot mata Yuda yang tadinya redup jadi memancarkan sinar yang ... cukup menyentaknya. Karena di layar ponsel, sudah tertera nama kakak laki-lakinya yang selama satu sampai dua bulan terakhir ini tidak pernah sekalipun menghubunginya.

Yuda seketika langsung paham. Wahyu tidak akan pernah repot-repot menghubungi adiknya jika bukan karena sesuatu yang serius, atau mendesak, atau sedang kacau seperti perasaannya sekarang. Wahyu berjiwa bebas, menyukai segala hal baru yang belum pernah dicobanya dan tidak suka diam di satu tempat dalam waktu yang lama. Yang artinya, Wahyu selalu disibukkan dengan berkelana dari satu tempat ke tempat lain, mengabadikannya ke dalam potret atau video dokumenter, kemudian beranjak ke tempat baru lagi yang lebih seru dan menantang. Untunglah kakak laki-lakinya itu mendapatkan istri yang sama bebasnya seperti Wahyu. Jadi tidak pernah ada masalah pada rumah tangga mereka, selain fakta bahwa kakaknya itu jarang berada di rumah.

Yuda menghela napas berat. Bagaimanapun, dia harus bersiap menerima apa pun bentuk kemarahan kakak laki-lakinya yang cenderung mudah sekali mengekspresikan perasaannya saat sedang dilanda sesuatu. Entah itu amarah ataupun perasaan senangnya.

"Di mana lo sekarang, hah!"

Pertanyaan bernada tajam nan menusuk itu langsung mampir ke telinga Yuda saat panggilan telepon dari kakaknya itu sudah tersambung.

"Lo emang adik sekaligus anak paling nggak berguna yah. Setelah apa yang udah lo lakuin ke Mama, dan lo masih bisa ngilang gitu aja!? Atau jangan-jangan ... lo emang udah nggak peduli sama sekali dengan keadaan Mama, meski sekarang Mama lagi berjuang mati-matian di dalam sana! Kalo emang gitu, lo mending nggak perlu muncul lagi selamanya di hidup kami, Bangsat!"

Kalimat demi kalimat bernada penuh amarah itu Wahyu katakan dengan penekanan yang teramat jelas bahwa Yuda-lah satu-satunya orang yang patut disalahkan atas—

Harga Untuk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang