Yuda pikir, hal yang paling menyesakkan sekarang ini adalah saat dia akhirnya menyadari akan perasaannya pada Maya—namun semuanya sudah terlambat untuk disesali. Tapi pikirannya itu salah besar, karena rupanya, masih ada hal lain yang lebih menyesakkan daripada itu. Rasa sesaknya mungkin seperti kepalanya baru saja dicelupkan ke air dingin dan dibiarkannya berlama-lama. Yang bukan hanya membuat napasnya megap-megap tak karuan, tapi juga membuat jantungnya membeku seketika.
Dan itu berasal dari notifikasi ponselnya yang memberitahunya bahwa ada yang baru saja mengiriminya email.
Kalau saja email itu adalah email promosi dari aplikasi-aplikasi yang diinstalnya, tentu saja Yuda tidak akan menganggap itu penting. Atau email dari klien yang hendak membuat kerjasama dengannya, pastilah Yuda juga tidak akan dilanda rasa sesak yang membuatnya perlu untuk memerlukan kantong oksigen tambahan. Email itu dari seseorang yang sangat dikenalnya. Seseorang yang sempat diperjuangkannya sampai membuat Yuda harus kehilangan semuanya—istri, calon anaknya dan juga mamanya—email dari Amanda.
Napasnya yang sempat terputus saat membaca isi dari email tersebut, perlahan-lahan mulai kembali menjadi hembusan yang pendek-pendek, kemudian berubah menjadi deru napas yang kacau dan tidak terkendali. Yang diakhiri dengan dibantingnya ponsel Yuda keras-keras ke tembok ruangan kantornya hingga casingnya terlepas—mungkin layarnya juga retak—dengan kemarahan yang menggelegak memenuhi syarafnya.
Umpatan apa pun yang bercokol di ujung tenggorokannya rasanya terlalu manis jika dikucurkan melalui mulutnya sekarang. Karena bagaimana pun, tidak ada umpatan, makian, bahkan cacian apa pun yang pantas menggambarkan betapa buruk dan kacaunya perasaan Yuda saat ini. Sehingga jalan satu-satunya yang tersisa dari kesadarannya yang sudah dipenuhi kabut amarah, adalah Yuda harus bersiap untuk meninggalkan ruang kantornya lebih awal. Dan melesat pergi ke sana secepat mungkin.
Persetan dengan jarak, bahkan meski berada di dimensi berbeda pun Yuda akan tetap melaluinya dan memuntahkan seluruh isi tenggorokannya tepat di depan hidung perempuan itu.
***
Adalah Novi, yang pertama kali mengetahui perihal Maya yang telah bercerai dengan Yuda, hingga akhirnya kabar itu langsung tersebar ke lingkungan kantor.
Tentu saja tidak ada yang mengira kalau pernikahan Maya—yang baru seumur jagung itu—akan hancur berkeping-keping. Apalagi Maya sedang hamil, dan semua penghuni kantor tahu soal betapa Maya cinta mati pada suaminya. Mereka bahkan mengira kalau Maya sedang melakukan prank untuk diposting di youtube—seperti yang sedang trending dilakukan orang-orang—dengan diberi judul 'Ngerjain temen kantor, dan lihat reaksinya?' Namun, saat akhirnya mereka mendengar sendiri dari mulut Maya bahwa status pernikahannya dengan Yuda memang sudah sepenuhnya hancur, maka wajah-wajah yang dipenuhi tanda tanya besar itu akhirnya menampakkan keterkejutan yang menurut Maya berlebihan.
Tiga hari setelah sidang perdana perceraiannya dengan Yuda dilaksanakan, tiba-tiba saja Maya dikejutkan oleh keberadaan Novi yang menghadangnya di lobi. Entah apa yang menyebabkan rekan kerjanya itu repot-repot menunggunya di lobi, dan bukan duduk santai di area kerjanya, tapi melihat ekspresi wajah Novi saat akhirnya melihat Maya muncul, entah kenapa Maya merasa paham, apa yang mendasari Novi jadi seperti itu.
"Apa maksud Yuda yang bilang kalau kamu sama dia udah nggak tinggal satu rumah lagi?" Adalah semburan pertama Novi saat akhirnya Maya sudah ada di depannya.
Maya yang memang tidak menceritakan perihal rumah tangganya yang hancur itu pada Novi hanya bisa menghela napas. Sesungguhnya bukan karena Maya berniat ingin menyembunyikannya dari Novi, tapi karena Maya memang terlalu malas menceritakan kebusukan laki-laki itu pada siapa pun. Dan Novi pun sama sekali tidak menaruh curiga soal Maya yang tidak pernah menceritakan perihal Yuda lagi. Ditambah lagi, tiga minggu kemarin, Novi ditugaskan ke luar kota. Praktis saja Novi baru tahu soal keretakan rumah tangga Maya bahkan setelah Maya sudah menjalani sidang perdana perceraiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harga Untuk Luka
RomansaMaya pikir, pernikahannya dengan Yuda yang diawali lewat perjodohan dari orang tuanya telah memberikan kebahagiaan sejati. Karena Maya benar-benar telah mencintai suaminya sepenuh hati. Namun pemikirannya itu langsung terpatahkan saat Maya mendapati...