Tanpa sepengetahuan Maya, diam-diam Riska menghubungi ibunya Maya, untuk menanyakan di rumah sakit mana mantan suami Maya yang kecelakaan itu dirawat.
Mengingat kembali cerita dari Maya yang mengatakan kalau ibunya juga menyalahkan sikap dan ucapan Maya, Riska menduga kalau ibunya Maya itu pasti pergi menjenguk Yuda untuk menggantikan ketidakpedulian Maya. Dan ternyata memang benar, karena saat Riska menelepon ibunya Maya untuk bertanya soal di rumah sakit mana Yuda dirawat, jawabannya adalah seperti ini.
“Jadi ... Maya sudah menceritakan soal itu sama kamu, ya?” kata Tante Rini dengan suaranya yang terdengar datar. “Kemarin, Tante pergi ke rumah sakit untuk mewakili Maya, dan di sana Tante lihat kalau mantan suami Maya itu mengalami kecelakaan yang cukup parah.”
Riska sengaja tidak memberikan tanggapan apa pun karena tahu kalau kata-kata ibunya Maya itu masih memiliki kelanjutan.
“Tapi, untuk apa kamu bertanya soal lokasi Yuda dirawat. Tidak mungkin kalau Maya yang menyuruh menanyakan itu kan, Ris?”
Riska tahu, kalau sekaranglah saatnya dia memberikan tanggapan. “Ada yang perlu aku bicarakan sama Yuda, Tante, dan Maya sama sekali nggak tahu soal ini, " jawab Riska akhirnya.
“Lho, memangnya apa yang mau kamu bicarakan, Ris. Kemarin saat Tante datang menjenguk, kondisi Yuda masih kritis. Dia masih dalam penanganan intensif karena lukanya cukup parah.”
“Kalau begitu aku bakal nunggu sampai kondisi Yuda sudah membaik saja, Tante, sampai dia bisa diajak berkomunikasi.”
Seusai mengatakan kalimatnya, Riska tidak mendengar kalimat apa pun yang diucapkan Tante Rini, sehingga Riska memutuskan untuk menunggu sampai suara Tante Rini kembali terdengar.
“Sebenarnya ... Tante nggak bermaksud buat melarang kamu, Ris. Tapi...” suara tante Rini ragu-ragu. “Kalau seandainya pembicaraan yang kamu maksudkan adalah pembicaraan seperti yang Maya katakan, Tante rasa ... lebih baik kamu tidak perlu mengatakan apa pun pada Yuda.” Jeda sebentar. “Tante melihat sendiri betapa hancurnya keluarga Yuda saat mengetahui anggota keluarganya mengalami kecelakaan yang cukup parah. Apalagi, pemicunya adalah Maya yang masih berkeras hati tidak mau memaafkan Yuda. Tante bukannya mau membela Yuda, Ris, sama sekali bukan.” Tante Maya meralat ucapannya sendiri, seolah Riska baru saja melayangkan protesan. Padahal dari tadi Riska hanya diam saja mendengarkan.
“Toh, saat ini status Maya dengan Yuda sudah resmi bercerai. Tante sama sekali tidak menyuruh Maya untuk menerima Yuda kembali, sama sekali tidak. Tante hanya berharap Maya tidak menyimpan kebenciannya itu pada Yuda. Sepertinya Yuda memang sudah benar-benar menyesali perbuatannya, dan dia layak mendapatkan permintaan maaf. Tapi...”
Riska menghela napas, seolah paham maksud dari kata-kata Tante Rini ini.
“Tante sendiri tidak tahu kenapa anak Tante bisa sekeras ini. Padahal selama ini Tante tahu kalau Maya bukan orang yang seperti itu. Tante sendiri merasa syok, kebencian yang Maya tujukan pada Yuda itu sudah bukan level kebencian pada umumnya. Tante benar-benar nggak tahu bagaimana untuk menghadapi Maya yang seperti itu. Seolah apa pun yang terjadi pada Yuda, sama sekali tidak menggerakkan hati Maya sedikitpun, seolah hati Maya benar-benar telah mati untuk Yuda.”
Riska sama sekali tidak berminat mengatakan apa pun. Dia hanya mendengarkan.
“Tante tahu, sejak dulu Maya itu deket banget sama kamu kan, Ris. Dan mungkin juga kamu tahu kenapa Maya jadi orang yang sekeras ini. Hanya saja, Tante benar-benar minta sama kamu, jika memang memungkinkan, jika masih ada cara untuk mencairkan hati Maya yang sekeras batu itu, tolong ... bantu Tante untuk menyadarkan Maya agar tidak jadi perempuan setegas dan sekeras itu.”
Riska memang tidak bisa menjanjikan apa pun pada Tante Rini. Entah itu soal ‘mungkin atau tidak mungkin’ atau ‘masih ada cara atau tidak ada cara’, tapi Riska merasa dia akan tetap pergi menemui Yuda—menceritakan sesuatu pada Yuda. Semata-mata untuk kebaikan Yuda sendiri. Dan tentu saja Riska tidak mengatakan hal itu pada Tante Rini yang sedang gelisah memikirkan sikap anaknya yang entah didapatnya dari siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harga Untuk Luka
RomanceMaya pikir, pernikahannya dengan Yuda yang diawali lewat perjodohan dari orang tuanya telah memberikan kebahagiaan sejati. Karena Maya benar-benar telah mencintai suaminya sepenuh hati. Namun pemikirannya itu langsung terpatahkan saat Maya mendapati...