#2: Suami Idaman

19.9K 1K 17
                                    

Rumah yang dibuat Yuda bukanlah rumah sekali jadi ataupun perumahan pada umumnya yang memiliki model sama, melainkan rumah hasil rancangan sendiri. Terlebih saat akhirnya Maya melihat dekorasi rumah yang akan ditempatinya itu, dia benar-benar dibuat takjub dengan desain interior yang mengusung konsep feminin, di mana pemilihan warnanya banyak didominasi oleh warna pastel.

Saat menyusuri ruangan demi ruangan di rumah itu, Maya melihat ada banyak hiasan dinding yang eye-catching baik dari stiker, lukisan maupun instalasi wallart, yang menjadikan nuansa feminin jadi semakin terasa. Tapi yang paling membuat Maya jatuh cinta adalah kamar tidurnya. Tidak ada dekorasi yang berlebihan dan penataan ruangannya juga terkesan minimalis.

Sementara di belakang rumah, juga telah dibangun sepetak ruangan yang dikhususkan untuk dijadikan taman bunga yang sudah dipenuhi dengan bunga-bunga yang cantik. Di tengah-tengahnya, terdapat area duduk santai yang bisa dijadikan sebagai tempat untuk mengagumi keindahan dari bunga-bunga yang bermekaran. Maya yang sudah melihat keseluruhan ruangan rumah yang dimiliki Yuda ini benar-benar dibuat takjub tanpa henti.

"Mama sama Mbak Ratih pinter banget ya bikin desain rumah ini, Mas. Kesan femininnya kerasa banget. Udah gitu kelihatan elegan dan cantik lagi," komentar Maya yang langsung menebak kalau semua ide tentang konsep rumah ini pastilah dari ibu dan kakak perempuannya. Karena Maya tahu betul, karakter Yuda yang serius, rasanya takkan mampu memikirkan desain feminin semacam ini.

Yuda hanya tersenyum simpul. Lantas membalasnya dengan berkata, "Syukurlah kalau kamu juga suka."

"Suka banget malahan, Mas. Kayaknya aku bakalan betah ngabisin waktu di rumah aja deh dibanding harus nongkrong di luaran gitu. Suasana di rumah ini bener-bener bikin nyaman banget soalnya."

Yuda sekali lagi mengembangkan senyumannya melihat istrinya benar-benar terpesona dengan desain rumah yang sudah dibuatnya.

Setelah Maya dan Yuda sudah menempati rumah baru mereka, tak perlu menunggu waktu lama, Maya sudah langsung memposisikan dirinya sebagai seorang istri. Dia akan bangun paling pagi, kemudian membersihkan rumah dan menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum berangkat kerja, sekaligus sarapan untuk dirinya sendiri. Maya sangat menikmati kehidupan rumah tangganya itu bersama Yuda.

Saat selesai bekerja pun, Maya akan langsung pulang ke rumah dan menghias diri untuk menyambut kepulangan suaminya. Juga menyiapkan makan malam dan air hangat untuk mandi suaminya. Jadi begitu Yuda pulang kerja yang mengharuskannya lembur sekalipun, Maya akan setia menunggu suaminya pulang. Semua cinta dan kasih sayang Maya benar-benar tercurahkan sepenuhnya untuk Yuda seorang.

"Mau aku pijitin nggak, Mas?" tawar Maya saat keduanya sedang duduk bersama di ruang santai sembari menonton acara TV.

"Nggak usah, lagian kamu sendiri juga pasti capek kan?"

"Nggak juga kok, Mas, seharian tadi kerjaanku cuma meriksa pembukuan aja. Jadi malah kayak kebanyakan santai gitu."

Maya memang bekerja sebagai staf akuntan di perusahaan yang bergerak di bidang produsen makanan dan minuman, sehingga tugas-tugasnya terkadang ada yang mengharuskannya untuk duduk diam di depan layar komputer. Walaupun tak jarang Maya juga harus terjun ke lapangan untuk melakukan koordinasi dengan pihak bank dan asuransi, juga melakukan penagihan ke customer.

"Oh ya, Mas, besok kira-kira kamu bakalan pulang telat nggak?" tanya Maya kemudian.

Yuda melirik istrinya, kemudian berkata, "Sepertinya sih iya, soalnya ada klien yang minta dibuatkan konsep outdoor dan mintanya langsung diselesain dalam waktu dekat."

Tempat kerja Yuda adalah perusahaan yang bergerak di bidang periklanan yang cukup dikenal luas oleh pengusaha, pebisnis, perusahaan, umkm, maupun startup yang ada di ibu kota. Dan hebatnya, usaha yang kini sudah terbilang mapan itu, dulunya dibangun saat Yuda masih berstatus sebagai mahasiswa semester lima. Bahkan karena terlalu fokus pada usaha yang sedang dirintisnya kala itu, Yuda sampai harus mundur setahun dari jadwal wisudanya dan baru lulus di usia 23 tahun.

Harga Untuk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang