#48: Seandainya Semudah Itu

13.7K 1.5K 163
                                    

Tangisan Alisha mulai berhenti saat bayi perempuan itu sudah mampu berbicara. Tapi tak lantas menjadikan pertemuannya dengan Yuda jadi terhenti. Karena meskipun bukan dengan suara tangis yang melengking memekakkan telinga, tapi Alisha akan mengucapkan "Papapapapapapapapapapapapapa..." tanpa henti sebelum akhirnya Yuda datang untuk menggendong putrinya dan mengecup pipinya lembut.

Maya sendiri tak bisa melakukan apa pun. Melarang Alisha bertemu dengan Yuda sama artinya dengan membiarkan Alisha rewel terus-terusan sepanjang hari. Dan tentu saja Maya tidak bisa membiarkan itu. Hingga mendatangkan Yuda adalah jalan terakhir yang harus ditempuhnya untuk membuat anaknya tidak lagi rewel.

Saat Alisha mulai bisa berjalan, orang pertama yang melihat tapak-tapak mungil Alisha berpijak tanpa berpegangan pada apa pun adalah Yuda. Orang yang mengajari Alisha menggunakan sendok untuk makan sendiri, memasukkan barang ke satu tempat kemudian mengeluarkannya lagi, mencorat-coret dengan krayon, mengenali nama anggota keluarga dan banyak hal lainnya, semuanya yang mengajari pertama kali adalah Yuda.

Entah kapan tepatnya, saat Yuda mulai sering menghabiskan waktu bermain dengan Alisha sebelum Maya pulang bekerja. Karena dalam banyak kesempatan, Yuda akan pergi bekerja selama setengah hari saja, kemudian menghabiskan sisa harinya untuk bermain dengan Alisha. Toh, kedua orang tua Maya sama sekali tidak merasa keberatan saat Yuda muncul untuk mengajak Alisha bermain.

Sebenarnya, Yuda pernah mengatakan pada Maya kalau dia akan memberikan nafkah pada Maya juga anaknya, namun sama seperti dulu, Maya langsung menolak mentah-mentah untuk menerima sepeser uang pun dari Yuda. Sehingga yang Yuda lakukan adalah memberikan barang-barang secara langsung pada Alisha. Semua kebutuhan Alisha juga sudah dipenuhinya lebih dulu, dan sering kali Maya tidak bisa berbuat apa-apa, karena Alisha sudah lebih dulu menerima pemberian dari Yuda yang pada akhirnya akan sangat sulit untuk dikembalikan.

Pernah waktu itu Yuda membelikan sepeda roda tiga untuk Alisha, namun saat Maya pulang kerja dan mendapati ada sepeda baru di rumahnya, dia langsung mengambilnya dan menaruhnya di teras. Namun, Alisha yang sudah menaiki sepeda itu langsung histeris saat Maya mengambilnya. Meski Maya mengatakan kalau dia akan membelikan sepeda baru untuk Alisha, tapi Alisha tidak mau dan akhirnya Maya mengalah.

Kemarahan Maya pada Yuda nyatanya sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda melunak meskipun tahun-tahun sudah berganti, dan Alisha sudah bertambah besar. Satu-satunya hal yang membuat Yuda masih diizinkan untuk berada di sekitar Alisha adalah karena dalam banyak kesempatan, Alisha selalu saja membela Yuda, hingga membuat Maya begitu kerepotan.

"Mama, kenapa tadi Mama marah sama Papa?" Adalah pertanyaan yang terlontar dari mulut Alisha saat mereka sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Saat ini, usia Alisha empat tahun sembilan bulan, dan sudah duduk di bangku TK.

Beberapa saat sebelumnya, sewaktu Maya baru pulang bekerja, sosok Alisha tak tampak di mana pun, sehingga Maya bertanya pada ibunya. Dan dari situ Maya jadi tahu kalau Alisha sedang bersama Yuda di rumah laki-laki itu.

Tanpa pikir panjang, Maya langsung mengendarai mobil ayahnya untuk kemudian mendatangi rumah Yuda dengan perasaan marah. Mungkin kemarahan itu tertangkap jelas oleh putrinya sehingga saat akhirnya Maya langsung mengajak Alisha pulang, putrinya itu langsung melontarkan pertanyaan bernada polos itu padanya.

Maya sempat melirik sebentar, sebelum akhirnya fokusnya kembali pada jalanan komplek rumah yang sedang dilewatinya.

"Mama cuma enggak suka kalau Alisha pergi ke sana tanpa bilang-bilang dulu sama Mama," balas Maya dengan suara yang ia buat sesantai mungkin.

"Lho, kan, Shasha perginya ke rumah papa, sama papa juga. Kalau Shasha pergi ke orang yang enggak dikenal baru Shasha bilang sama Mama kan?"

Maya berusaha tetap tenang mendengar perkataan Alisha itu. Dia tahu, menjelaskan situasi antara dirinya dengan laki-laki yang Alisha panggil papa itu selalu saja menyulitkannya. Terlebih perceraian Maya dengan laki-laki itu terjadi saat Alisha masih berada dalam kandungan. Dan Alisha seolah tidak mau mencoba mengerti, karena entah kenapa putrinya itu selalu saja berada di pihak laki-laki itu, meskipun Maya teramat ingin sekali memisahkannya dengan cara apa pun.

Harga Untuk LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang