Di kampus yang ramai dengan suara obrolan mahasiswa dan hiruk pikuk langkah kaki, Arella duduk di salah satu meja kantin sambil memainkan sedotan di gelas es teh manisnya. Di hadapannya, Nauval duduk dengan gaya santai, satu tangan memegang nugget, tangan lainnya memegang ponsel. Pandangan Nauval sesekali berpindah dari layar ponsel ke Arella yang tampak sedang melamun.
"Arel, lu ngelamun mulu. Jangan-jangan mikirin cowok ya?" Nauval membuka percakapan dengan nada bercanda sambil mengunyah nugget.
Arella mendongak, menatap Nauval dengan tatapan datar. "Ih, apaan sih. Gue cuma lagi mikir tugas praktikum minggu depan. Lu kebanyakan sotoy deh."
Nauval terkekeh kecil. "Yakin? Biasanya cewek yang diem gitu lagi mikirin gebetan. Nggak salah kok kalo lu ngaku."
Arella melempar tisu bekas ke arah Nauval. "Lu emang nggak ada kerjaan banget ya, Val? Gue seriusan mikir tugas."
Nauval menghindar sambil tertawa, nugget di tangannya hampir jatuh. "Oke, oke, gue percaya. Tapi jangan serius-serius amat lah, nanti cepet tua. Lagian gue ada kok buat bantuin lu."
Arella menggeleng sambil tersenyum tipis. "Bantuin? Yang ada malah bikin ribet. Lu tuh kalau ngasih saran suka nggak jelas."
"Eh, gue serius. Gue tuh paket komplit: asisten tugas, partner makan, sama pelawak pribadi," jawab Nauval sambil menepuk dadanya, berusaha terlihat bangga.
Arella tertawa kecil. "Pelawak pribadi, ya? Pantes aja lu nggak laku-laku."
Nauval berpura-pura terkejut, meletakkan tangan di dada seolah-olah tersinggung. "Aduh, kok jadi gue yang diserang. Ini nggak adil."
Obrolan mereka terus mengalir ringan, penuh dengan candaan yang membuat Arella melupakan sejenak kesibukan kampusnya. Sesekali Nauval menjahili Arella dengan mengambil kentangnya, yang langsung dibalas Arella dengan cubitan di lengan Nauval. Suasana kantin yang bising justru membuat percakapan mereka terasa semakin akrab.
"Eh, abis ini lu ada kelas nggak?" tanya Nauval sambil menyedot minuman dinginnya sampai berbunyi nyaring.
"Ada, tapi masih sejam lagi. Kenapa?" jawab Arella sambil memandang Nauval dengan alis terangkat.
"Nggak, gue cuma pengen ngajak lu ke toko buku depan kampus. Gue mau cari novel yang katanya seru, sekalian lu nemenin. Gimana?"
Arella memiringkan kepala, berpikir sejenak. "Novel? Kok tiba-tiba lu jadi suka baca?"
"Hei, gue ini intelektual, tahu. Kadang-kadang gue juga butuh asupan cerita biar otak gue nggak beku," Nauval menjawab dengan nada bercanda.
Arella tertawa lagi. "Yaudah, boleh. Tapi jangan lama-lama ya, gue nggak mau telat masuk kelas."
Nauval mengacungkan jempol. "Tenang aja. Gue nggak bakal bikin lu terlambat."
Setelah menghabiskan makanan mereka, Nauval dan Arella berjalan keluar kantin. Nauval terus mengoceh tentang berbagai hal, mulai dari dosen killer sampai rencana liburan akhir semester. Arella hanya mendengarkan sambil sesekali menimpali dengan komentar yang membuat Nauval tertawa.
Saat mereka tiba di toko buku, Nauval langsung menuju rak novel, memeriksa judul-judul yang dipajang. Arella mengikutinya dari belakang, menahan tawa saat melihat ekspresi Nauval yang serius memilih buku.
"Val, lu beneran mau baca atau cuma gaya-gayaan biar kelihatan keren?" goda Arella.
Nauval menoleh dengan ekspresi berpura-pura kesal. "Lu jangan meremehkan gue. Ini serius, Arel. Baca itu penting buat pengembangan diri."
Arella mengangkat tangan, seolah menyerah. "Oke, oke. Gue percaya. Cepetan pilih bukunya, gue nggak mau lama-lama di sini."
Akhirnya, Nauval menemukan buku yang dia cari dan membawanya ke kasir. Saat mereka keluar dari toko buku, Nauval menoleh ke Arella dengan senyum lebar.
"Thanks udah nemenin gue, Arel. Ternyata lu nggak cuma cerewet, tapi juga sabar," katanya sambil tertawa kecil.
Arella memutar mata, tapi senyumnya tak bisa disembunyikan. "Iya, iya. Sekali-sekali lu harus traktir gue buat bayar kesabaran gue ini."
"Siap, bos!" Nauval menjawab dengan nada bercanda, lalu mereka berjalan kembali ke kampus sambil terus melanjutkan obrolan santai mereka.
Hubungan Arella dan Nauval terasa semakin dekat. Meskipun sering diwarnai candaan dan ejekan kecil, mereka saling mendukung dan menjadi pelipur lara satu sama lain di tengah kesibukan kuliah.
Hai hai 👋
Gimana part ini, seru atau kurang nih?
maaf kalo aku slow update lagi, soalnya akhir-akhir ini lagi sibuk sama tugas.
Maaf kalo masih banyak typo dan cerita yang bentakan
Semoga kalian terhibur dan suka jangan lupa komen & vote ya...
See you
Salam hangat
Alenaf19 ☀️
-31 Maret 2022

KAMU SEDANG MEMBACA
REL & HAN (END)
Teen FictionReyhan Alexander adalah cowok tampan dengan kepribadian yang bikin banyak cewek terpikat. Sebagai anak dari seorang pengusaha sukses, Reyhan sering terlihat menikmati hidup dengan caranya sendiri. Dia suka melakukan hal-hal spontan seperti keliling...