Lima

673 72 2
                                    

Kieran tersenyum manis, saat menjemput Elnara di kamar hotel nya, mereka sudah membuat janji untuk dinner bersama di roof top hotel.

"Hai, maaf ya kamu jadi nunggu," ujar Elnara.

"Tidak masalah, ayo ke sana sekarang."

Elnara mengangguk ia mengambil kunci kamar nya terlebih dahulu sebelum mereka menuju roof top. Kieran sangat tampan dengan pakaian serba hitam nya, dan Elnara yang terlihat elegan dengan dress di atas lutut, berwarna hitam juga.

Tangan Elnara ditarik lembut oleh Kieran, laki laki itu meletakkan tangan Elnara di lengannya, tentunya hal itu membuat Elnara terkejut tetapi gadis itu berusaha biasa saja dengan hak itu.

"Kami cantik," puji Elnara.

Elnara tersenyum, ia menatap mata Kieran sungguh indah bola mata laki laki itu berwarna abu-abu ke hijauan. "Kamu juga sangat tampan."

"Tampan nya malam ini saja?" Tanya Kieran.

"Setiap saat," sahut Elnara, membuat Kieran tersenyum.

Keluar dari lift, ternyata di roof top hotel sangat ramai, banyak pasangan mata yang menatap ke arah Kieran, dan Elnara. Kieran menarikan kursi untuk Elnara duduk.

"Terimakasih, Al."

Angin di sini sangat segar, walaupun rambutnya sudah di kuncir tetapi angin itu masing bisa menerbangkan rambut Elnara, tak lama pelayan datang membawakan makanan western, dan beberapa pencuci mulut lainnya.

"Kamu udah pesan semua ini?" Tanya Elnara.

Kieran mengangguk, "pulang dari sirkuit tadi."

"Wah terimakasih banyak Al, baru pertama kali aku di siapin dinner kaya gini," ujar Elnara.

"Sama sama."

"Oh ya Al, tadi kamu keren banget loh, aku aja merinding lihat kamu. Delapan belas tahun udah jago balapan MotoGP, aku yang seumuran sama kamu aja belum tau mau ngapain."

"Harus tetap semangat, dan jangan menyerah. Kita kan gak tau apa yang terjadi kedepannya, siapa tau kamu jadi pengusaha yang sukses, atau artis, siapa tau juga jadi dokter," tutur Kieran.

"Dokter apa? Aku aja lihat luka takut," sahut Elnara, dengan menikmati makanan itu.

"Emm, dokter cinta?"

Elnara tertawa hingga tersedak, dengan cepat Kieran memberikan air mineral ke Elnara, bahkan laki laki itu sampai berdiri dari duduknya, sebegitu khawatir nya Kieran, dengan Elnara.

"Maaf Nara," ujar Kieran.

"Nggak papa Al, kamu sih ngelucu nya pas aku lagi makan, aku selera humornya rendah Al."

Mereka memilih untuk saling bertukar makan, dan saling suap seperti sepasang kekasih pada umumnya, tetapi status mereka hanya teman di sini tidak lebih, Elnara perempuan itu sudah merasa sangat nyaman dengan Kieran, tapi entah dengan Kieran.

"Kamu tau gak? Aku lihat di tiktok semua fyp ku isinya kamu, bener bener banyak fans nya ya kamu," ujar Elnara.

"Ya aku sangat senang, terkadang juga ada yang selalu memberikan pesan pesan singkat setiap harinya, hanya sekedar mengingatkan untuk makan, dan istirahat," tutur Kieran.

"Hebat kamu followers nya ratusan ribu, aku cuma sekitar tujuh ratusan."

"Followers itu nggak semua baik,  ada yang sengaja follow tapi untuk menghujat, ada juga yang mensupport, selama kita hidup orang yang tidak suka, dan suka dengan kita itu lebih banyak yang tidak suka."

Elnara mengangguk setuju, satu lagi yang Elnara kagumi dari sifat Kieran, yaitu bijak, dan dewasa, Elnara saja masih labil, dan plin plan, berbeda jauh dengan Kieran.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang