Enam

573 62 3
                                    

Kieran mengambil kalung pemberian Elnara, ia memakai kalung itu, walaupun kalung itu terlihat seperti kalung perempuan, tetapi Kieran tetap memakainya.

Tangannya terulur untuk mengambil handphone milik nya, Kieran mencari akun Instagram Elnara, sedari tadi gadis itu belum mengirimkan pesan sama sekali.

Elnaradaumma.

Nara, kalau susah sampai
kabari aku ya.


Akun Instagram Elnara pun tidak aktif, terakhir di lihat saja tadi malam, Kieran memilih untuk mandi saja, karena nanti malam ia akan dinner bersama dengan para pembalap lainnya, sebelum kembali ke negara masing masing.

Elnara terdiam, pandangannya hanya menuju pada luar jendela pesawat, kacamata hitamnya itu tak pernah lepas sedari di bandara tadi. Dalam diamnya, dibalik kacamata hitam itu, air matanya terus membasahi pipinya.

"Para penumpang yang terhormat, silahkan kembali ke tempat duduk masing masing, dan kencangkan sabuk pengaman anda, karena sesaat lagi kita akan mendarat di bandara internasional Soekarno Hatta, Jakarta."

Mendengar pemberitahuan itu, Elnara membuka tas selempang nya, ia mengambil tisu miliknya, dan segera menghapus air matanya.

Karena kedua orang tuanya masih berada di Jogja, Elnara pulang menggunakan taxi online, tetapi gadis itu tidak langsung pulang, ia mampir di salah satu warung pinggir jalan, untuk membeli makanan.

"Langsung ke tujuan mbak?" Tanya supir taxi itu.

"Iya pak, langsung ke perumahan permata ya."

Mood Elnara sedang tidak baik, ia melihat ada pedagang sate lilit di pinggir jalan, ingatannya kembali pada sosok Kieran yang saat itu sangat antusias makan sate lilit untuk yang pertama kali nya.

Kieran dengan senyum manisnya, segala tingkah laku yang bisa membuat Elnara jantungan, tapi kini justru mungkin mereka tak akan bertemu lagi.

"Mbak ini rumah nya nomor berapa?"

"Mbak."

"Mbak."

Elnara tersadar dari lamunannya, ia menghela napas berat, "ah iya pak gimana?" Tanya Elnara.

"Ini rumah nya nomor berapa?"

Melihat keluar jendela, ternyata rumah nya sudah terlewat, Elnara meminta supir itu untuk putar balik. Setelah menurunkan barang barangnya dari bagasi mobil, kini Elnara tengah terdiam di kamarnya.

Dua kotak pemberian Kieran sama sekali belum ia buka, sesuai pesan Kieran yang meminta Elnara untuk membuka dua kotak itu nanti ketika sampai di Jakarta.

Elnara memilih untuk membuka kotak yang sangat kecil, serta dengan telapak tangan Elnara, kotak itu berisi gelang, di gelang itu terdapat nama belakang Kieran.

Gadis itu segera memakai gelang pemberian Kieran, ia mengambil cutter yang ada di meja belajar miliknya, ia segera membuka kotak yang lebih besar, Elnara benar benar terkejut saat mengetahui isi kotak itu.

Helm yang kemarin di pakai oleh Kieran untuk balapan, di berikan ke Elnara, Elnara cepat cepat mengeluarkan helm itu dari kotak nya.

"Gila, ada tanda tangan nya Kieran juga," ujar Elnara.

Di sebelah kiri helm itu, terdapat tanda tangan Kieran, dan di bawahnya, terdapat inisial nama Kieran, dengan iseng Elnara mencoba memakai helm itu, ternyata sangat kebesaran di kepalanya.

"Ini helm berapa ratus juga ya Tuhan, di kasih ke gue cuma cuma," gumam Elnara.

Elnara membuka handphone nya, ia mematikan mode pesawat di handphonenya, beberapa notif bermunculan, yang paling pertama Elnara buka adalah notifikasi dari Instagram Kieran.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang