Enambelas

545 71 19
                                    

Pagi hari ini, di rumah kedua orang tua Elnara kedatangan tamu, keluarga kecil. Siapa lagi jika bukan Silla, suaminya Cakra, dan anaknya.

Morgan, Mama, Papa, dan Eyang juga sudah berkumpul di ruang tamu, semuanya sudah menduga kalau Elnara ada bersama Silla, ya karena sepupu perempuan Elnara hanya Silla.

"Jadi di mana kamu menyembunyikannya Elnara?"

Silla terkejut dengan ucap Eyang, "Eyang, justru aku sama Cakra ke sini itu mau tanya gimana keadaan Elnara, dia gak ada kabar udah seminggu lebih."

"Sudah Silla kamu jujur saja, Elnara ada bersama kamu kan?" Sanggah Papa.

"Om, emang awalnya Elnara mau tinggal sementara di rumah kami, tapi setelah siang dari rumah, sampai sekarang Elnara tidak ada kembali ke rumah kami lagi," sahut Cakra.

Morgan menatap Silla, dan Cakra bergantian, laki laki itu tidak menemukan wajah yang mencurigakan dari Silla, dan Cakra, justru yang terlihat raut wajah khawatir Silla, dan Cakra yang terlihat sangat serius.

"Punya cucu perempuan dua kok nggak ada yang benar," cibir Eyang.

"Aku sama El kaya gini juga gara gara Eyang, coba kalau kita gak di jodohin, mungkin aku sama El gak bakalan jauh dari orang tua kita," ungkap Silla.

Mendengar perkataan Silla membuat Eyang naik pitam, Cakra berusaha untuk menenangkan Silla, istrinya ini kalau sudah emosi tidak pandang bulu, mau tua mau muda, kalau Silla sudah emosi semua lepas kontrol.

"Gan, lo kan Abang nya gak coba buat telepon El? Kalaupun nomor lo di blokir coba pakai nomor yang lain," tutur Cakra.

"El pergi dari rumah nggak bawa handphone, handphone nya rusak," sahut Morgan.

Silla membulatkan matanya, "Setega itu kalian sama El? Gan lo cowok bukan sih? Adik lo cowok bego, kalau di sana dia kenapa kenapa gimana?"

"Biarkan dulu, nanti kalau uang nya sudah habis juga pulang sendiri dia," sahut Papa, Mama hanya diam saja sedari tadi, sesungguhnya Mama amat sangat khawatir dengan anak gadisnya, tetapi Mama tidak berani melawan perintah Papa.

"Sebenarnya aku, sama Cakra kesini mau ngundang kalian di acara syukuran rumah baru aku, sama Cakra, tapi gak jadi aku undang kalian udah nyakitin adik ku," Silla bangkit dari duduknya, ia mengambil tas selempang miliknya, "pulang sayang, pulang aja percuma kita ngomong sama orang gak punya hati."

Cakra mengangguk ia, mengikuti Silla yang sudah berjalan keluar terlebih dahulu, sampai di depan pintu Silla membalikkan badannya, ia berjalan kembali ke dalam, dan berdiri di depan Morgan.

Plakk!

Suara tamparan terdengar sangat jelas, Morgan menjadi sasaran kemarahan Silla. "Banci tau gak lo, adik lo cewek bego, cari bukan diam aja. Guna lo jadi cowok apa kalau gak bisa melindungi perempuan?!"

 Guna lo jadi cowok apa kalau gak bisa melindungi perempuan?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang