Duapuluh dua

514 80 4
                                    

Malam harinya, Kieran, dan keluarga besarnya sedang mengadakan acara makan malam, di rumah nenek, dan kakeknya.

Satu hal baru yang Elnara ketahui dari Kieran, Daddy adalah anak  laki laki satu satunya, begitu juga dengan Kieran anak laki satu satunya, cucu laki laki pertama.

Makan malam kali ini bertema merayakan ulang tahun Kieran, karena kemarin saat Kieran berulang tahun tidak ada di Spanyol.

"Tuhan memberkati mu, cucu ku," ucap abuela.

Kieran tersenyum, dan mencium kedua pipi neneknya. Begitu juga dengan keluarga yang lain saling mendoakan Kieran di umur barunya ini.

"Terimakasih banyak atas kejutannya malam ini, terutama untuk abuela yang sudah merencanakan ini, dan tentunya terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk acara ini," ucap Kieran.

"Sebelum makan, seperti biasa dad yang akan memimpin doa," sahut Keylanna.

Suasana berubah menjadi penuh hikmat saat dad hendak memimpin doa, "Tuhan terimakasih atas seluruh berkat, dan nikmat yang engkau berikan kepada keluarga kami malam ini, tidak lupa kami mengucapkan syukur atas bertambahnya usia anak kami, Kieran. Semoga di usia baru nya membuat Kieran lebih dekat lagi dengan mu, semoga Kieran selalu dalam perlindungan mu di manapun dia berada, amin."

"Amin," sahut yang lainnya.

Kieran di persilahkan untuk memotong cake ulang tahunnya, suapan pertama ia berikan untuk Mam, wanita yang sudah menyayangi dan mencintai Kieran dengan setulus hati nya, tanpa syarat, tanpa mengharapkan imbalan.

"Tidak mengenalkan Nana?" Bisik Keylanna.

Kieran melihat Elnara yang sedari tadi hanya diam, dan memperhatikan saja. Laki laki itu berjalan menghampiri Elnara, mengandeng gadis itu, membawanya ke depan.

"Semuanya, kenalkan ini Elnara, dia sekarang juga menjadi bagian dari keluarga kita," ucap Kieran.

"Al, kita cuma teman," sahut Elnara dengan suara yang lebih di pelan kan.

"Itu dulu, ayo aku akan mengenalkan mu ke abuela, dan abuelo."

"Anak kita sudah besar," ucap Mam, saat melihat Kieran membawa Elnara menuju meja kakek, dan neneknya.

"Tidak terasa ya, ternyata kita sudah tua," sahut Dad.

"Aku masih muda," bantah Mam.

Kieran melepaskan genggaman tangannya, ia membisikkan sesuatu kepada nenek nya. Membuat wanita yang usianya setengah abad lebih itu tersenyum manis, saat menatap Elnara.

"Cucu perempuan ku bertambah lagi, cantiknya. Siapa nama mu?" Tanya abuela.

"Elnara Grizelle," jawab Elnara.

"Panggil Nana saja," sahut Kieran.

"Nana cantik sekali, Kieran tidak salah pilih," sahut abuelo.

"Terimakasih, abuela, dan abuelo," jawab Elnara.

Dunia serasa milik berdua, sedari tadi Kieran sibuk bertukar makanan dengan Elnara, bahkan mereka melupakan kalau ada Keylanna yang duduk satu meja dengan nya.

"Mau coba Fruity cake ku?" Tawar Kieran.

"Boleh."

Kieran memotong cake itu, jika kalian berpikir Kieran membiarkan Elnara makan sendiri salah, sedari tadi Kieran selalu menyuapi Elnara.

"Enak?"

Elnara mengangguk, ia mengambil gelas yang berisi air mineral miliknya, ah lebih tepatnya milik nya, dan Kieran. Ya karena mereka makan, dan minum satu piring, satu gelas.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang