Lima puluh tiga

284 51 4
                                    

"udah belum?" Tanya Elnara.

"Belum sebentar lagi," jawab Kieran.

Sepasang kekasih itu sedang membuat sarapan untuk sarapan bersama, Kieran yang menggoreng telur, sedangkan Elnara yang membuat nasi goreng.

Kali ini Elnara sengaja memasak makanan Indonesia agar Kieran juga tahu rasanya, Elnara memasukan potongan sosis kedalam nasi goreng sebagai pelengkapnya.

Dua piring nasi goreng sudah tersaji di atas meja makan, Kieran makan lebih dulu sedangkan Elnara masih mengambil jus buah naga yang ada di dalam kulkas.

"Gimana enak gak?" Tanya Elnara.

"Enak kok, enak," jawab Kieran dengan melanjutkan makannya.

Berbeda dengan Elnara yang baru merasakan masakan nya, "Kieran, ini hambar nggak ada rasa."

"Enak Nara, kalau kamu gak mau makan sini biar aku yang habisin," Kieran hendak menarik piring Elnara tapi dengan cepat Elnara menahannya, dan justru menarik piring Kieran.

"Hei aku masih makan, bawa sini."

"Nggak enak Kieran, udah deh jangan di paksain buat makan, yang ada perut kamu sakit nanti," ujar Elnara.

Kieran mengambil lagi piring nya, yang menyisakan setengah prosi nasi goreng, yang belum habis, "wajar kalau rasanya masih kurang, kamu juga kan baru belajar masak, gak masalah kok selagi masih layak makan kenapa nggak di makan?"

"Kieran, ini bukan kurang rasanya ini nggak ada rasa."

"Diam Nara, atau kamu yang aku makan? Aku belum pernah coba daging manusia soalnya."

Gadis itu bergidik ngeri mendengar perkataan Kieran, membayangkan saja sudah membuat Elnara takut. Tidak membutuhkan waktu lama Kieran sudah menghabiskan seporsi nasi goreng itu.

"Cepet banget makan nya?" Tanya Elnara.

"Kan nasi gorengnya spesial, pakai cinta masaknya," jawab Kieran.

"Udah deh jangan di puji terus, masakan aku nggak enak."

"Bukan nggak enak Nara, namanya juga baru belajar masak, it's okey. Not bad," Kieran mengacak rambut Elnara, sebelum melangkah ke dapur.

"El nih sushi box all varian, sepesial buat Elnara yang cantik dan baik hati," ucap Chico.

"Wah makasih banyak Chico, tapi jangan repot repot bawa kaya gini segala kalau mau datang," jawab Elnara.

Berbeda dengan Kieran yang sudah memasang wajah datar nya, dan menatap tajam kearah Chico. Dengan senang hati Elnara menerima kotak itu.

"Justru kita kesini mau bikin repot hehehe," sahut Niguel.

"Ada gelas gak?" Tanya Edgardo.

"Ada dong, bentar aku ambil dulu ya," ujar Elnara.

"El, gelas buat ini loh," Edgardo mengeluarkan dua botol anggur merah yang ada di dalam paper bag.

"Oh buat minum, ada kok udah beli kemarin."

"Sip, makasih El."

Tadi Kieran memang sudah mengatakan kalau teman temannya akan datang, dengan senang hati Elnara mempersilahkannya. Ia juga tidak ingin masalah kemarin semakin besar, jika tidak segera di selesaikan.

"Kemarin Leoca udah tanya ke Khaily lagi, katanya malam itu kalian sama sama mabuk, mungkin waktu itu sama sama nggak sadar," ucap Niguel.

"Yang waktu kita nginap di apartment Khaily gak sih? Kieran kan mabuk waktu itu," sahut Edgardo.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang