Duapuluh tiga

607 80 1
                                    

Pagi pagi sekali Kieran sudah membuatkan Elnara sarapan, walaupun hanya sandwich. Berbeda dengan Elnara yang masih tidur.

Mereka semalam begadang karena Elnara yang tidak bisa tidur, alhasil semalam Kieran menemani Elnara hingga jam dua pagi.

Dua gelas yang berisi susu berdampingan dengan piring yang sudah terisi sandwich, hasil buatan Kieran. Walaupun tidak terlalu jago memasak tetapi hasil masakan Kieran cukup lezat.

"Selamat pagi ratu," ucap Kieran saat melihat Elnara, yang berjalan menghampirinya.

"Selamat pagi juga paduka raja," jawab Elnara.

Kieran terkekeh mendengar jawaban Elnara, "ayo sarapan dulu, tidak masalah kan kalau cuma sandwich?"

"Ini sudah cukup kok, terimakasih ya Al kamu udah repot repot masak."

"Tidak masalah, aku sudah biasa masak sendiri kalau di apartment."

Setelah selesai sarapan pagi, Kieran memilih untuk membersihkan taman belakang, sedangkan Elnara membersihkan dapur, mencuci piring bekas makan mereka tadi.

"Al, mau jus tidak?" Tanya Elnara.

Kieran yang tengah menyirami tanaman pun mengalihkan pandangannya, ia melihat Elnara sudah membawa satu gelas jus.

"Jus apa itu?" Tanya Kieran balik.

"Tomat, dan wortel."

"Boleh tapi sedikit saja, kamu pagi pagi seperti ini sudah minum minuman dingin saja," papar Kieran.

"Segar Al, enak tau," jawab Elnara.

Mereka berdua duduk di bangku yang memang ada di pinggir taman belakang, baju yang di kenakan Kieran sudah basah dengan keringat, di sekitar pelipisnya juga terlihat berkeringat.

"Mam kapan pulang Al?"

"Biasanya sore hari, tapi belum tau. Key belum membalas pesan ku."

Elnara mengangguk ia mengamati bunga bunga yang di tanam oleh Mam, sangat indah, dan cantik berwarna warni, tapi yang sangat menarik perhatian Elnara adalah bunga mawar nya.

"Nara, nanti siang aku mau ke apartment Edgar, kamu ikut ya, ada Leoca, ada Itzel, dan Selena juga."

"Acara apa Al?"

"Tidak ada acara, main bisa saja."

"Oke, udah kamu mandi duluan sana, baju mu sudah basah keringat, badan mu bau," ucap Elnara.

Kieran membulatkan matanya saat mendengar ucapan Elnara, bau badan? Bahkan sebulan Kieran tidak mandi pun bau parfumnya tidak akan hilang.

"Aku masih wangi Nara," sahut Kieran.

Gadis itu berlari masuk kedalam rumah, Kieran mengejar Elnara yang sudah berlari lebih dulu, Kieran berhasil menangkap Elnara dari belakang, tapi namanya juga Elnara tidak akan mau kalah.

"Al ampun, lepas dulu ih, kamu bau banget," ucap Elnara dengan tertawa.

Kieran justru sengaja memeluk Elnara, dengan sangat erat bahkan gadis itu saja sulit untuk bergerak, sedikit melonggarkan pelukannya, Kieran membalikkan tubuh Elnara hingga mereka berhadapan.

"Coba ulangi lagi tadi perkataan mu," ucap Kieran.

"Kamu bau," jawab Elnara.

"Aku bau?" Tanya Kieran, Elnara mengangguk Kieran mendekatkan wajahnya ke rambut Elnara yang di biarkan tergerai.

"Rambut mu juga bau, lebih bau dari badan ku," balas Kieran.

"Enak aja! Aku baru cuci rambut kemarin."

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang