Tiga puluh sembilan

357 54 0
                                    

Menggunakan motor trail nya, Kieran memboncengkan Elnara menuju ke salah satu bukti yang ada di Murcia, awalnya saja seperti bukit, tapi setelah sampai di atas, seperti lapangan bola, semua rata, hanya ada beberapa pohon, dan rumput hijau segar.

"Pemandangannya bagus ya," ujar Elnara.

"Iya bagus, tapi tujuannya bukan lihat pemandangan," jawab Kieran.

"Terus?"

"Latihan motor, pelan pelan aja yang penting bisa," tutur Kieran.

"Sekarang banget ini?" Ujar Elnara memastikan.

Kieran mengangguk, setelah memberikan contoh kepada Elnara, kini gadis itu mencobanya sendiri, ia tidak ingin bantuan dari Kieran, putaran pertama mulus, tapi Elnara melakukannya dengan sangat pelan, putaran kedua lebih cepat, dan hampir jatuh, putaran ketiga, Elnara sudah bisa, dan lancar, tinggal pembiasaan diri saja.

"Gimana? Seru kan naik motor sendiri," ucap Kieran.

"Seru tapi, trail kamu ketinggian tau!" Dumel Elnara.

"Ya kan kamu nanti gak naik ini setiap hari, pakai matic aja, di rumah kan ada itu dua nggak kepakai," tutur Kieran.

"Aku minta kamu belajar naik motor bukan tanpa alasan. Aku nggak bisa ada sama kamu setiap detiknya, kamu juga gak bisa ngandelin orang lain terus menerus, kalau ada darurat kamu gak perlu nungguin taxi, bisa bawa kendaraan sendiri," lanjut nya.

Elnara mengangguk, "aku tau, seorang Kieran nggak mungkin melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas."

"Gimana soal pekerjaan kamu?" Tanya Kieran.

"Sebenarnya aku bingung, Al."

"Bingung kenapa?"

"Ya bingung, aku mau apa sekarang tujuannya kemana itu belum jelas. Aku harus menekuni dunia model ku atau gimana, karena aku yakin pekerjaan kaya gitu nggak bertahan lama," ungkap Elnara.

"Sekarang balik lagi ke diri kamu sendiri, kamu nyaman nggak, kamu merasa keberatan nggak sama pekerjaan mu. Kalau mau cari pekerjaan baru kamu juga gak bisa langsung keluar dari dunia model, iya kalau kamu dapat kerjaan kalau enggak?" Sahut Kieran.

"Aku nyaman kok, enjoy aja sama kerjaan nya, tapi ya gitu masih butuh pembiasaan diri aja, ya kalau ada pemotretan pakai baju yang terlalu terbuka itu rasanya masih gimana gitu."

"Malu?" Tanya Kieran.

Ia mengangguk, "gimana ya di Indonesia pakai baju kaya gitu, bisa bisa di bilang jual diri."

"Beneran?"

"Iya, kalau di sini ke pantai pakai bikini oke oke aja, coba di Indonesia, selain di Bali ya, udah viral di sosmed," terang Elnara.

Tiba tiba saja ada ide yang terlintas di pikiran Elnara, "Al, tipe cewek kamu gimana sih?"

"Tipe cewek?" Tanya Kieran balik, Elnara mengangguk mengiyakan.

"Yang mandiri, nggak manja, sayang aku sama keluarga ku, bisa menerima kekurangan ku, sama yang seksi, kaya Kylie Jenner gitu," jawab Kieran.

"Nggak ada di aku semua, cari yang lain aja sana," sahut Elnara dengan sewot.

"Tadi tanya aku jawab, sekarang di jawab kok marah," celetuk Kieran.

"Gak tau ah kesel sama kamu! Ayo pulang aja," yang semula duduk di atas rerumputan, kini Elnara bangkit dan berjalan ke arah motor Kieran, yang di parkir tidak jauh dari mereka.

"Emang ya, semua cowok tuh sama aja. Kalau gak lihat dari wajahnya ya body nya, Kylie Jenner juga ngapain punya body sebagus itu, bikin iri aja, lah aku rata semua kaya jalan tol. Cowok tuh emang kurang bersyukur, di kasih yang kaya gini masih cari yang kaya Kylie Jenner, ngapain coba suka sama ibu ibu anak dua lagi, aneh emang lah aku masih ga-"

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang