Empat puluh sembilan

305 46 7
                                    

Kieran melajukan motornya dengan cepat menuju ke cafe, tempat Elnara mengerjakan tugas tadi. Elnara tidak bisa di hubungi membuat Kieran khawatir, terlebih sebentar lagi hujan akan turun, langit pun sudah semakin gelap.

Pikirannya semakin bingung, saat Elnara tidak ada lagi di cafe itu, ingin menghubungi teman Elnara pun tidak punya nomornya.

"Key, kamu dimana?" Tanya Kieran, saat teleponnya sudah terhubung dengan Keylanna.

"Aku di rumah, baru aja sampai. Kenapa?"

"Ada Nana nggak di rumah?" Tanya Kieran.

"Nggak ada, emang nya Nana bilang mau pulang ke sini?"

"Nggak, siapa tau pulang ke sana, handphone nya gak aktif."

"Kiki udah cari ke apartment nya belum? Siapa tau Nana udah pulang ke apartment nya," tutur Keylanna.

"Oke, udah ya Kiki mau ke apartment nya Nana dulu."

Perasaan nya sedikit lega, siapa tau memang Elnara sudah pulang ke apartment nya bersama temannya, di tengah tengah perjalanan hujan turun, membuat Kieran harus memelankan laju motornya agar tidak jatuh, karena jalanan yang licin.

Perasaan nya sedikit lega, siapa tau memang Elnara sudah pulang ke apartment nya bersama temannya, di tengah tengah perjalanan hujan turun, membuat Kieran harus memelankan laju motornya agar tidak jatuh, karena jalanan yang licin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Diam Nara!" Bentak Lewis.

Elnara menggelengkan kepalanya, air matanya terus saja turun membasahi pipinya, bajunya sudah terlepas dari tubuhnya karena Lewis yang menggunting, dan melepaskan secara paksa, untungnya Elnara menggunakan tank top sebagai dalamnya, tangan nya mencengkeram kuat tank top yang masih ada di tubuhnya.

"Jangan merasa tersakiti Nara, bayangkan saja aku ini pacar mu, ya seperti saat kamu tidur dengannya," ucap Lewis, seraya membelai rambut, dan wajah Elnara.

"Pacar ku, bukan cowok brengsek kaya kamu!"

Lewis membekap mulut Elnara, "sebelum kamu hamil karena pacar mu, bagaimana kalau aku duluan yang membuat kamu hamil?"

Saat Lewis hendak menyentuh paha Elnara, dengan cepat Elnara memberikan perlawanan, ia menendang perut Lewis, membuat laki laki itu terpental ke dinding toilet.

Baru saja Elnara ingin keluar dari kamar mandi, tapi sayangnya Lewis sudah lebih dulu mendorong tubuh Elnara hingga gadis itu terduduk lagi di atas closet.

Plak!!

"Sepertinya kamu mau melakukannya dengan kekerasan?"

Tangan Lewis mengelus lembut pinggang Elnara, membuat Elnara semakin takut, "Lewis stop please," pinta Elnara.

"Stop? Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang berharga ini Nara."

Di depan apartment Elnara, Kieran di buat heran karena pintu apartment yang terbuka lebar. Tidak seperti biasanya.

"Sayang," panggil Kieran dengan mengeraskan suara nya.

Ia menuju ke kamar Elnara, tapi tidak ada orang. Tadi Kieran melihat kalau ada tas Elnara di sofa ruang tamu, "apa di dapur ya?" Gumam Kieran.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang