Empat puluh delapan

303 49 2
                                    

"Nana!" Pekik Keylanna saat melihat Elnara yang datang ke rumahnya, hampir seminggu ini mereka jarang bertemu terakhir bertemu saat di pantai akhirnya pekan lalu.

"Ughhh kangen banget," ucap Elnara dengan memeluk erat erat adik nya itu.

"Nana kenapa jarang ke sini lagi? Berantem sama Kiki ya?"

"Sembarangan kamu!" Sahut Kieran.

"Kiki itu emang orang nya ngeselin, jadi buang aja dari pada nanti tenaganya Nana habis buat marah marah sama Kiki," celetuk Keylanna.

"Kamu aja yang dibuang."

"Kok aku, Kiki aja."

"Udah hei, jangan berantem," sela Elnara, membuat kakak adik itu diam.

"Key, belum berangkat? Katanya mau latihan dance?" Suara Mami, membuat Keylanna tersadar kalau ia harus segera berangkat ke tempat latihan dance nya.

"Hampir lupa, yaudah deh Nana aku berangkat dulu ya, nanti kita main lagi," ucap Keylanna dengan memeluk Elnara, dan mengecup pipi Elnara.

"Iya, hati hati ya. Semangat latihannya," jawab Elnara.

"Bye!"

"Eh Key tunggu," Elnara mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompet nya, memberikan nya pada Keylanna, "Buat beli minum," ucap Elnara.

"Maksih Nana, semoga rejekinya Nana tambah banyak lagi, Amin."

"Amin, jangan boros boros kamu," sahut Kieran.

Keylanna tidak menjawab gadis berusia lima belas tahun itu berlari ke luar rumah. Tiba tiba saja Kieran mencubit pipi Elnara membuat Elnara terkejut.

"Sakit tau!"

"Gemessss," jawab Kieran.

Elnara mengerucutkan bibirnya, agar Kieran tidak bisa melihat senyuman nya, "sibuk gak?" Tanya Elnara.

"Enggak kok, tapi aku habis ini mau keluar sama Edgar."

"Antar aku bisa nggak? Ke cafe dekat kampus. Mau ngerjain tugas sama Olivia, motor ku lagi di service," tutur Elnara.

Sekarang, Elnara sudah bisa mengendarai motor sendiri. Bahkan beberapa Minggu yang lalu Elnara baru saja membeli Vespa matic untuk kendaraan nya, tentunya Kieran yang mengajari Elnara naik motor, hingga lancar.

"Yaudah ayo sekalian. Tunggu ya aku ambil kacamata dulu."

Tangan Elnara melingkar sempurna di perut Kieran, kepalanya bersandar di punggung Kieran, ah rasanya nyaman sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangan Elnara melingkar sempurna di perut Kieran, kepalanya bersandar di punggung Kieran, ah rasanya nyaman sekali. Menikmati udara segar, dan pemandangan kota Murcia yang indah bersama Kieran, menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Elnara.

"Cepet banget sih sampai nya," gumam Elnara saat melihat cafe tempatnya janjian dengan Olivia sudah terlihat.

Kieran menepikan motornya di depan cafe, "pulang jam berapa?" Tanya Kieran.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang