Lima puluh enam

284 55 1
                                    

Kieran kecewa dengan keputusan kedua orang tua Khaily, yang memilih untuk memaafkan Victor, dan Lorena. Ia sangat ingin melihat Victor, dan Lorena mendekam di penjara karena perbuatan mereka.

Orang tua Khaily memutuskan untuk tidak membawa masalah ini ke jalur hukum, mereka tidak ingin Khaily, dan anaknya terganggu di alam sana, mereka sudah mengikhlaskan kepergian Khaily, dan bayi nya.

"Kieran, Tía bener bener berterimakasih banyak sama kamu yang udah bantu cari pelaku nya. Tau siapa pelakunya sudah cukup buat Tía, dan Tío, biarkan Khaily, dan bayi nya pergi dengan tenang," ucap Mama Khaily.

"Iya Kieran, terimakasih sudah menepati janji mu untuk mencari pelakunya. Tolong maafkan Khaily atas salah paham kemarin ya," sahut Daddy Khaily.

Laki laki itu hanya bisa mengangguk pelan, bagaimanpun orang tua Khaily lebih berhak menentukan semuanya, mungkin mereka juga ingin hidup tenang, dan menerima semuanya.

"Sering sering main ke rumah ya, walaupun udah nggak ada Khaily lagi, kalau kamu mau ke rumah silahkan, Tía senang banget kalau ada kamu."

"Iya Tía. Kieran pamit pulang ya Tío tía. Ada jadwal latihan hari ini," tutur Kieran.

"Hati hati ya, Kieran, sekali lagi terimakasih."

Elnara menghela napas berat, ia melepaskan kacamata yang sudah di pakai nya lebih dari empat jam, walaupun jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tidak membuat Elnara enggan mengerjakan tugas kampus nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Elnara menghela napas berat, ia melepaskan kacamata yang sudah di pakai nya lebih dari empat jam, walaupun jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam, tidak membuat Elnara enggan mengerjakan tugas kampus nya.

Sebenarnya tugas ini tidak di kumpulkan dalam waktu dekat, tapi Elnara ingin menyelesaikan lebih cepat, agar dia biasa kerja dengan fokus, dan tentunya nanti juga tidak keteteran.

Handphone berdering, ia mendapatkan panggilan video dari Kieran. Laki laki itu tidak menginap di apartment nya hari ini, Kieran berada di rumah orangtuanya sendiri.

"Hai Al, belum tidur?" Sapa, dan tanya Elnara.

"Belum, pulang. Habis keluar sama Keylanna tadi, dia minta ice cream, sama beli cemilan," jawab Kieran.

"Aku sambil ngerjain tugas ya, tinggal sedikit lagi ini," Elnara menyandarkan handphone nya ke lampu belajar miliknya, gadis itu kembali fokus pada laptopnya, sembari mengobrol dengan Kieran.

"Udah makan belum?"

"Belum, nanti aja jam jam sepuluh," sahut Elnara.

"Nara coba kamu lihat jam," titah Kieran.

"Lah udah jam sebelas? Aku kira masih setengah sepuluh," terlalu asik dengan tugasnya sampai sampai lupa waktu.

"Yaudah makan dulu sana."

"Aku gak ada bahan masakan, nanti deh beli di restoran bawah aja, kan buka duapuluh empat jam."

"Kebiasaan banget, kulkas sampai kosong gitu," cibir Kieran.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang