Tujuh puluh

322 53 15
                                    

Pesawat yang Elnara tumpangi, sempat tergelincir saat melakukan pendaratan darurat, untungnya tidak ada korban jiwa, penerbang sempat tertunda selama dua jam karena menunggu pesawat lainnya untuk mengantarkan mereka ke California.

Untungnya masih ada bandara terdekat tadi, ya kalau tidak entahlah apa jadinya, bisa saja hal yang lebih buruk terjadi menimpa mereka.

"Kak, ada telepon dari pacar," ucap Maria.

Elnara mengambil alih handphonenya, ia melihat Kieran sedang berada di bandara sekarang, "ngapain telepon?!"

"Oh masih ngambek ceritanya?" Jawab Kieran dengan tertawa.

"Ya habisnya kamu sih, coba aja tadi pesawat aku beneran meledak di atas, aku gak ketemu kamu lagi nanti aku pulang udah jadi jenazah gimana coba? Berarti aku gak mau berangkat itu pertanda kamu sih maksa terus," cecar Elnara.

"Mulut nya kebiasaan kalau ngomong sembarangan, doa yang baik baik, tandanya Tuhan masih sayang sama kamu, kamu masih di kasih selamat sampai tujuan, bersyukur."

"Tuhan sayang sama aku, yang gak sayang aku kan kamu."

"Kok jadi aku?" Tanya Kieran.

"Bisa aja, kamu emang gak pernah sayang sama aku," jawab Elnara.

Kieran menggeleng pelan, "sok tau banget ya kamu."

"Emang tau," sanggah Elnara.

"Dua puluh menit lagi aku terbang," tutur Kieran.

"Hmm, hati hati. Kalau sampai kabarin aku," jawab Elnara dengan suara pelan.

"Apa Nara? Gak dengar aku," ucap Kieran dengan tertawa, galak galak gitu masih perhatian.

"Tau ah ngeselin kamu!"

Elnara menyandarkan handphonenya begitu saja, ia memilih untuk memakan donat yang tadi dia beli sebelum menuju ke hotel.

"Udah dulu ya, udah ada pengumuman keberangkatan. I love you."

"Love you to, hati hati," jawab Elnara dengan melambaikan tangannya.

Panggilan terputus, Elnara menghela napas berat, ia sungguh sungguh ingin menemani Kieran balapan, karena semenjak Kieran masuk tim MotoGP, Elnara tidak pernah melewatkan satu balapan pun, ia selalu libur kerja di hari Kamis hingga Minggu, demi menemani Kieran balapan.

"Kak, nggak lapar?" Tanya Maria.

"Enggak, kamu lapar ya?" Tanya Elnara balik, yang di balas anggukan oleh Maria.

"Pesan aja gak masalah, minta di antar ke kamar kalau kamu malas keluar," tutur Elnara.

"Beneran gak masalah?"

Elnara mengangguk dengan mantap, "pesan yang kamu mau, nanti aku yang bayar."

Yang awalnya hanya Maria yang memesan makanan, kini justru Elnara juga ikut memesan makanan, mereka berdua ketiduran setelah kenyang berpesta makanan.

Yang awalnya hanya Maria yang memesan makanan, kini justru Elnara juga ikut memesan makanan, mereka berdua ketiduran setelah kenyang berpesta makanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang