Dua

1K 89 1
                                    

Setelah pulang dari pantai, Elnara memilih untuk mandi dan ingin mencari makan malam niat awalnya ingin makan di cafe restoran saja, tapi Elnara ingin mencari restoran di luar hotel, mungkin bukan restoran tetapi pedangan kaki lima.

"Nara!"

Elnara mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam lift, ia mengedarkan pandangannya, ternyata Kieran yang memanggilnya, "mau kemana?" Tanya Kieran.

"Cari makan malam di luar, kamu sendiri mau kemana sendirian?" Tanya Elnara balik.

"Mau jalan jalan aja ke sekitar hotel," ujar Kieran.

"Oh sendiri aja, yang lain kemana?"

"Masih makan, aku udah selesai dari tadi, masih ada sedikit waktu sebelum balapan," sahut Kieran.

"Mau bareng?" Tawar Elnara.

"Boleh, kamu duluan aja aku nggak tau jalan."

Kecanggungan terjadi saat mereka tengah berada di dalam lift, hanya saling lirik, dan sesekali melempar senyum satu sama lain.

"Kita makan aja dulu, baru jalan jalan," ujar Kieran.

"Gak keberatan nungguin aku makan?" Tanya Elnara.

"Enggak kok,"sahut Kieran.

Elnara memilih untuk makan sate lilit di pinggir jalan, ia dan Kieran duduk lesehan di pinggir trotoar, tengah menunggu sate nya di bakar terlebih dahulu.

"Ini namanya sate lilit, makanan khas dari Bali."

"Sate lilit? Apa itu sate?"

"Semacam steak, tapi ini lebih kecil, bumbunya juga beda dari steak," jelas Elnara.

Mereka bercanda tawa bersama, sesekali saling bercerita tentang negara nya masing masing, bukan hanya Elnara saja yang makan tetapi Kieran juga ia beberapa kali makan sate lilit dengan di suapi oleh Elnara.

"Satu sampai sepuluh, nilai buat sate lilit ini berapa?" Tanya Elnara.

"Sembilan," sahut Kieran.

Setelah makan sate lilit tadi Kieran, dan Elnara berjalan ke sekitar hotel, mereka juga mampir ke salah satu pusat oleh oleh khas Lombok yang masih buka.

"Gelang kembar?" Tanya Elnara.

Kieran mengangguk, "sebagai tanda pertemanan kita."

"Boleh, gelang nya juga bagus, mau cari baju juga nggak?"

"Boleh, baju kamu aja yang pilih."

Setelah mendapatkan baju yang cocok, Elnara meminta untuk pedagang di sana menyablon kaos itu  di bagaian dada sebelah kiri, hanya inisial nama mereka saja.

"Pinjam tangan mu," ujar Kieran.

"Tangan ku? Buat apa?"

Kieran menarik pelan tangan Elnara, ia mengambil salah satu gelang itu, dan memasangkan di tangan kanan Elnara, setelah itu Elnara memasangkan gelang ke tangan kiri Kieran, gelang itu memang terlihat biasa saja, jika orang lain tidak tau jika itu gelang couple.

"Kamu asli orang Indonesia, atau ada keturunan luar negeri?" Tanya Kieran.

"Asli Indonesia, Mama ku asalnya Jakarta, kalau Papa asalnya Jogjakarta," sahut Elnara.

"Jogjakarta? Dimana itu?"

"Jogjakarta itu masih Indonesia, tapi kalau orang Indonesia bilang Jogjakarta itu daerah istimewa, pemimpinya itu di sebut sultan, di sana juga jadi tempat wisata orang orang bule, yang kaya kamu di sana banyak tau," papar Elnara.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang