Sepuluh

521 65 2
                                    

Elnara baru saja turun dari taxi, pagi pagi sekali ia sudah pergi ke daerah Jakarta barat, untuk menemui sepupunya Silla.

Bayi berjenis kelamin laki-laki itu sedang bermain bersama ayahnya di teras rumah, sedangkan sang ibu baru saja keluar membawakan nampan yang berisi camilan.

"Yaampun El, lama gak ketemu kelihatan makin yahud aja," goda Silla.

"Lo pikir gue minyak urut? Makin yahud," jawab Elnara.

Silla terkekeh, ia duduk di bawah bersama dengan suami, anak, dan sepupunya Elnara yang tengah bermain bersama suami Elnara, Cakra.

"Tumbenan ke sini El, ada masalah?" Tanya Cakra.

"Ya kalian tau sendiri lah eyang kaya gimana," jawab Elnara.

"Lo di jodohin?" Tanya Silla.

Elnara mengangguk, "namanya Zian, dia lagi ada di Jakarta ikut sama eyang kesini."

"Lo mau di jodohin?" Tanya Cakra.

"Yakali gue mau, makanya gue kesini mau minta saran kalian, gue bingung harus gimana."

"Gini El, waktu itu gue nolak di jodohin sama cucu teman eyang, karena posisinya gue udah pacaran sama Cakra, kenapa lo gak coba buat temenan dulu sama Zian, siapa tau cocok," tutur Silla.

"Gak bisa La, gue belum mau nikah. Aku juga lagi dekat sama seseorang," ujar Elnara.

"Suruh aja orang itu lamar lo," sahut Cakra.

"Gak mungkin Papa setuju, gue gak mau lah pokoknya bingung harus gimana. Gue mau kabur dari rumah, tapi bingung kemana," keluh Elnara.

Silla melirik ke arah Cakra, "gimana kalau di sini buat sementara? Lagian kan pada gak tau kalau gue sama Cakra pindah rumah, yang tau cuma lo kan?"

Elnara mengangguk setuju, ada untungnya juga punya saudara yang senasib bisa saling tolong menolong, seperti sekarang ini.

"Kapan mau kesini, biar gue siapin kamarnya, kamar tamu gak pernah gue bersihin soalnya," tutur Silla.

"Nanti sore gue kesini, sebenernya gue malas di rumah, apa lagi Morgan sekarang ikut ikutan ngelarang gue sama cowok itu, jadi sebel!"

Cakra, dan Silla tertawa, kisah cinta mereka yang rumit ternyata juga di rasakan oleh Elnara, "yaudah lo bantuin gue bersih bersih aja kamar yang nanti lo pakai."

Elnara mengangguk, ia mengikuti Silla masuk kedalam, sedangkan Cakra masih di depan bersama anaknya.

"Cie yang mau jadi gelandangan," goda Silla.

"Untung gue punya saudara lo ya, bisa di andalkan," ujar Elnara dengan terkekeh.

"Eh btw, yang lagi dekat sama lo siapa sih?" Tanya Silla.

"Dia ganteng pokoknya, perhatian kalau sama gue, dewasa," jawab Elnara.

Silla berdecak kesal, Elnara selalu saja seperti itu, ia tidak pernah memberi tahu dengan siapa ia sedang dekat, jangankan dengan Silla, dengan Morgan saja tidak pernah bercerita.

"Eh sebelum lo kabur dari rumah, ATM yang di kasih Om kirim dulu ke ATM pribadi lo, kalau ATM itu di blokir lo gak bingung," ujar Silla.

"Berpengalaman ya say," goda Elnara.

"Nyokap, bokap lo lebih keras, dari pada nyokap bokap gue El, setidaknya kalau lo kesusahan lo gak jadi gembel beneran gitu."

Elnara mengangguk, setelah selesai membersihkan kamar bersama dengan Silla, Elnara menuju ke salah satu ATM untuk memindahkan uang ke ATM pribadinya, baru setelah itu ia pulang ke rumah.

Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang