Enam puluh enam

237 43 0
                                    

Tak terasa kini sudah berada di pertengahan bulan Oktober, rencana Kieran untuk melamar Elnara sudah matang, Kieran sudah merencanakan setelah selesai balap terakhir nanti di pertengahan bulan November ia akan melamar Elnara.

Masih ada tiga balapan terakhir di tahun ini, kemarin Kieran berhasil mendapatkan podium lagi, sejauh ini point Kieran berada di posisi kedua dengan perbedaan nilai tiga poin.

"Mami, Kieran mana?" Tanya Elnara.

"Tadi katanya mau olahraga di garasi, coba lihat kesana," jawab Mami.

Elnara berjalan menuju ke samping rumah, benar saja Kieran tengah berolahraga, "hei, kok gak ke tempat gym?" Tanya Elnara.

"Malas keluar, kenapa mau ikut olahraga juga?" Tanya Kieran.

"Nggak ah, udah kemarin," jawab Elnara.

"Kemarin? Kamu kemarin kan pemotretan, habis itu ke cafe sama aku, malam nya kamu jalan jalan sama Keylanna, gak ada olahraga nya Nara," sanggah Kieran.

"Kemarin nya lagi," bantah Elnara.

"Alasan, bilang aja males olahraga," cibir Kieran dengan terkekeh.

"Seratus buat Kieran! Karena tebakan kamu bener jadi hari ini kamu dapat pelatihan gratis dari coach Nara!"

Elnara membuka ponselnya, ia membuka timer handphone nya, "dah cepat olahraga aku yang lihat timer nya, satu set tiga kali lima belas detik, habis itu istirahat dua puluh detik."

"Enak banget ya ibu Nara, tinggal perintah," sahut Kieran.

"Shutt! Murid gak boleh bantah gurunya, ayo cepat!"

Jari tengah Kieran mengacung, membuat Elnara tertawa, "kartu merah!"

"Bukan sepak bola Nara," jawab Kieran.

Gadis itu benar benar menjadi coach untuk Kieran hari ini, ia memperhatikan segala gerakan yang di lakukan Kieran, Elnara paham betul seperti apa olahraga yang baik, dan benar tapi dia malas melakukannya.

"Dua belas."

"Tiga belas."

"Empat belas."

"Lima belas! Selesai!"

Kieran duduk di lantai seraya meluruskan kakinya, Elnara memberikan botol minum milik Kieran, ia meneguk minuman nya hingga tandas. Baju yang di pakai Kieran sudah basah dengan keringat.

Elnara menjajarkan tubuhnya dengan Kieran, di tangan nya terdapat handuk kecil, dengan telaten Elnara mengelap keringat di wajah, dan leher Kieran.

Pandangan Kieran hanya terfokuskan pada wajah Elnara yang begitu dekat dengan nya, "cantik."

"Eh?"

"Kamu cantik banget," ulang Kieran.

Sial Elnara jadi salah tingkah karena pujian dari Kieran, "apa sih. Kamu mendingan buka bajunya, biar cepat hilang keringatnya, habis itu mandi, kamu belum makan dari pagi kan?" Tanya Elnara mengalihkan pembicaraan mereka.

"Iya, nanti habis mandi aku makan. Ayo masuk aja, di sini panas yang ada nggak hilang hilang nanti keringatnya," tutur Kieran.

 Ayo masuk aja, di sini panas yang ada nggak hilang hilang nanti keringatnya," tutur Kieran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mandalika [ENDING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang