08

99 14 1
                                    

Karina memandang keluar jendela mobil dengan kesal. Beberapa kali Karina terlihat menggerutu pelan. Jeno yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepalanya pelan.

"dasar gila." Kata Karina pelan, akan tetapi Jeno masih bisa mendengar perkataan Karina.

"siapa?" Tanya Jeno.

"ada. Seorang pria brengsek." Kata Karina kesal.

"siapa?" Tanya Jeno.

"kau." Kata Karina didalam hatinya.

"aku?" Tanya Jeno, Karina melihat Jeno terkejut.

"omg, selain memiliki pendengaran super dia juga bisa membaca pikiran?" Kata Karina didalam hatinya.

"bukan, orang lain." kata Karina tanpa ekspresi.

"orang lain? Siapa?" kata Jeno lagi, Karina menggeleng.

"kau." Kata Karina masih tanpa ekspresi.

"aku?" Tanya Jeno memastikan.

"iya." Kata Karina, Jeno menatap Karina kesal.

"mana yang benar? Orang lain atau aku? Jangan membuat ku kebingungan." kata Jeno.

"kau." Kata Karina serius.

"dasar perempuan pembangkang." Kata Jeno berdecak kesal.

"apa?" kata Karina marah.

"bukankah benar?" kata Jeno menantang.

"aku tidak, dasar laki-laki yang suka mencari perhatian." Kata Karina kesal.

"apa?" kata Jeno semakin kesal.

"memangnya tidak?" kata Karina menantang.

"aku tidak." kata Jeno.

"apanya yang tidak? berbicara kepada semua orang di depan kelas bahwa aku adalah calon istrimu. Merayuku di kantin dengan mengatakan aku cantik. Berbicara di depan banyak orang di gerbang sekolah untuk mengajakku bertemu dengan ayah mertua. Kenapa kau harus mengatakannya di depan banyak orang jika tidak ingin mencari perhatian?" kata Karina kesal.

"ah... itu." kata Jeno menatap Karina lekat.

"ah... itu." kata Karina mengikuti perkataan Jeno dengan nada mengejek.

"apa?!" Tanya Karina tegas.

"tidak ada apa-apa, tidak perlu terlalu menganggap serius untuk hal itu." kata Jeno cuek lalu melihat keluar jendela.

Karina mengepalkan kedua tangannya kuat untuk memendam amarah di dalam dirinya melihat tingkah Jeno. Karina pun melihat keluar jendela untuk menghilangkan Jeno dari pandangannya, supaya amarah di dalam dirinya tidak kembali memuncak.

Beberapa saat kemudian mobil yang dinaiki oleh Karina dan Jeno memasuki pekarangan rumah mewah. Karina melihat dengan takjub ke sekitarnya. Melihat pemandangan yang dilihatnya sebelum sampai ke pusat dari pekarangan rumah mewah itu.

Mobil berhenti tepat di tengah pekarangan rumah itu, lebih tepatnya tempat tinggal Jeno. Jeno keluar disusul oleh Karina yang keluar dari pintu lain.

"daebak! Ini rumah atau istana? Kenapa sangat mewah sekali? Tunggu dulu! Apakah ganggang pintu itu terbuat dari emas?" kata Karina di dalam hatinya melihat ke pintu masuk rumah itu.

"sedang apa? ayo masuk." Kata Jeno melihat Karina yang hanya diam di tempatnya.

"oh? Iya." Kata Karina lalu masuk ke dalam bersama dengan Jeno.

"daebak! Aku rasa ini benar-benar istana. Lihatlah vas bunga antik itu, tunggu dulu! Ini hanyalah sebuah kaca, tapi kenapa memantulkan aura harga jutaan?" Kata Karina kagum di dalam hatinya.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang