13

62 9 0
                                    

Rombongan Karina sudah sampai di sekolah bertepatan dengan bunyi bel istirahat kedua. Beberapa di antara mereka pun memutuskan untuk langsung pergi ke kantin, tak terkecuali dengan Karina dan teman-temannya.

Setelah selesai membeli makanan, mereka pun duduk bersama di sudut kantin.

"Tteokbokki yang terbaik." Kata Ryujin memakan tteokbokkinya dengan lahap.

"Roti keju yang terbaik." Kata Somi sambil memakan rotinya dengan lahap juga.

"Semua makanan akan enak jika kau berada pada kondisi perut lapar." Kata Haechan.

"Dasar perusak suasana." Kata Somi kesal.

"Yak kau! Aku sudah memperhatikanmu sejak kita masih berada di kelas 1, sepertinya kau tidak menyukaiku kan?" kata Haechan.

"Iya, aku tidak suka." Kata Somi terus terang.

"Kenapa? Aku bahkan sangat tampan!" kata Haechan tidak terima.

"Siapa yang bilang kau tampan? Justru aku tidak menyukaimu karena kau jelek." Kata Somi dengan tawanya lalu diikuti dengan tawa yang lainnya.

"Lalu, kau juga sangat cerewet padahal kau adalah seorang laki-laki, itu tidak cocok sama sekali." Kata Somi lagi.

"Yak! karena kau kami para laki-laki ini bisa di cap tidak baik." kata Yangyang menyalahkan Haechan.

"Benar, menyebalkan." Kata Hyunjin.

"Yak! kenapa kalian malah menyudutkanku?" kata Haechan, mereka pun tertawa.

"Kalian bertindak seperti orang yang sedang tidak berduka." Kata Chaeryeong tiba-tiba datang bergabung.

"Yak! haruskan kami berduka dalam kondisi kelaparan?" kata Haechan membuat gelak tawa mereka semakin kuat.

"Kami memang berduka, tapi kami juga tidak ingin orang lain berduka karena kami." Kata Haechan lagi.

"Satu hari tanpa makan tidak akan membuatmu langsung mati." Kata Chaeryeong kesal.

"Kalian berdua berhentilah, aku ingin makan dengan tenang." Kata Mark pelan berhasil menenangkan perselisihan itu.

"Tapi Winter dimana?" tanya Chaeryeong.

"Dia ada di rumah duka, dia ijin untuk hari ini." Kata Karina.

"Pasti sangat berat untuknya." Kata Chaeryeong lagi, Karina mengangguk.

"Aku sangat mengkhawatirkannya." Kata Karina lesu.

"Aku tahu kalau mengkhawatirkan teman adalah perbuatan yang baik, tapi bukankah kau harus mengkhawatirkan dirimu juga?" kata Han pada Karina, Karina menoleh.

"Untuk apa?" kata Karina.

"Ah! sepertinya kau belum melihatnya." Kata Han.

"Apanya?" tanya Karina.

"Pengumuman tentang siswa yang ikut Olimpiade Matematika tingkat Nasional sudah keluar." Kata Han.

"Benarkah?" kata Karina terkejut, Han mengangguk.

"Aish aku pikir hal heboh yang lain!" kata Haechan.

"Jangan berbicara tentang pelajaran, terutama matematika." Kata Renjun.

"Yak! kenapa kalian mengatakan hal itu? kalian juga tahu kalau Karina sudah menantikan Olimpiade ini." Kata Giselle, Karina mengangguk.

"Kalian berdua adalah pasangan sepupu yang membosankan. Bagaimana kalian berdua bisa menyukai mata pelajaran yang sama? Terlebih lagi itu matematika!" kata Ryujin.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang