15

77 9 1
                                    

Malam hari.

Jaemin keluar dari dalam lift dengan lesu. Jaemin menghentikan langkah saat dilihatnya sosok Winter yang berdiri di depan gedung sambil melihat ke arahnya. Jaemin melanjutkan langkahnya lalu menghampiri Winter.

"Apakah kremasinya sudah selesai?" tanya Winter, Jaemin mengangguk pelan.

"Besok kami akan pergi membawa debunya ke rumah kakek dan nenek di busan." Kata Jaemin, Winter mengangguk.

"Kau lapar? Mau makan dulu?" tawar Winter, Jaemin menggeleng.

"Sudah sangat larut. Ayo, aku akan mengantarmu pulang." kata Jaemin, dengan ragu Winter pun mengangguk.

Jaemin pun mengantar Winter menuju apartemennya menggunakan sepeda motor. Sesampainya disana, Winter pun segera turun dari sepeda motor lalu melepas helm yang di pakainya. Jaemin pun mengulurkan tangannya untuk meminta helm itu pada Winter.

Winter memeluk helm itu tanpa niat ingin memberikannya pada Jaemin. Jaemin yang melihat itu pun menatap Winter bingung.

"Mau masuk dulu?" tawar Winter, Jaemin menggeleng.

"Tidak, aku ingin langsung pulang saja." Kata Jaemin.

"Kau yakin akan langsung pulang?" tanya Winter ragu akan jawaban Jaemin.

Jaemin melemparkan senyum tipis dan sendunya itu. Seakan dia tahu kalau Winter meragukan jawabannya.

"Tidak, sebenarnya aku ingin mampir ke suatu tempat dulu." Kata Jaemin.

"Dimana? Aku ingin ikut." Kata Winter.

"Tidak, kau disini saja. Udara malam ini sangat dingin." Kata Jaemin menolak.

"Lalu kau? Bukankah kau juga akan kedinginan." Kata Winter tak mau mengalah.

"Aku baik-baik saja." Kata Jaemin

"Aku juga baik-baik saja." balas Winter.

Jaemin membuang nafasnya pelan melihat Winter yang sepertinya tidak akan mengalah dengan mudah.

"Winter... tolong, aku membutuhkan waktu sendiri." Kata Jaemin mengeluarkan isi hatinya.

"... jika kau ingin sendiri kau sudah berada pada tempat yang tepat." Kata Winter, Jaemin menatap Winter bingung.

"Di apartemenku." Kata Winter menunjuk apartemennya yang ada di belakangnya.

"Bukankah aku mengatakan kalau aku ingin sendirian?" kata Jaemin.

"Sekarang masih pukul setengah sembilan malam, menurutmu dimana tempat yang sepi saat ini? Tidak ada. Lalu kau ingin pergi kemana? Pantai? Gunung? Hutan?" kata Winter.

"Winter, sudah kukatakan aku ingin sendiri. Kenapa kau tidak mau mengerti?" kata Jaemin menaikkan nada suaranya.

Winter cukup terkejut akan nada bicara Jaemin, tetapi dia berusaha untuk tetap tenang.

"Karena itu ayo masuk ke apartemenku. Kau juga tahu, kalau aku tinggal seorang diri. Kau bisa sendirian di kamarku lalu aku akan berada di ruang tamu. Aku janji tidak akan masuk sampai kau mengijinkanku masuk." Kata Winter.

"Winter, aku..." kata Jaemin tertahan.

"Ini perintah." Kata Winter membuat Jaemin tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Winter pun segera membawa Jaemin masuk setelah Jaemin memarkirkan sepeda motornya di depan basemen apartemen Winter.

"Kau mau mandi dulu atau mau makan?" tawar Winter.

"Tidak, aku ingin istirahat saja." Kata Jaemin menolak, Winter mengangguk mengerti.

Winter pun membawa Jaemin ke depan kamarnya.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang