Bel berbunyi. Para siswa mulai masuk ke kelas mereka masing-masing. Jeno dan Mark masuk ke dalam kelas bersama lalu duduk di kursi mereka masing-masing. Mark duduk dikursi depan sedangkan Jeno duduk dikursi nomor 2 dari belakang, kursi di sebelah Karina.
Jeno melihat ke sekitar kelas saat kedua matanya tidak melihat sosok Karina berada di kursinya, tapi hasilnya nihil. Dia tidak menemukan keberadaan Karina.
"Giselle!" panggil Jeno, Giselle menoleh.
"Karina ada dimana?" tanya Jeno.
Sebelum Giselle menjawab, dengan cepat Ryujin memotong perkataan Giselle.
"Kenapa kau bertanya pada Giselle? bukankah kau calon suaminya? Seharusnya kau yang lebih tahu dimana keberadaannya saat ini." Kata Ryujin dengan senyum jahilnya.
"Aku tidak tahu, kami tidak berangkat bersama ke sekolah." Kata Jeno.
"Kalau begitu, lain kali berangkatlah bersama ke sekolah. Ini perintah!" kata Ryujin.
"Yak berhenti. Kau bukanlah siapa-siapa dia, kenapa kau ikut campur?" Kata Giselle menghentikan kejahilan Ryujin lalu melihat Jeno.
"Tadi katanya dia pergi ke perpustakaan, tapi dia belum kembali juga." Kata Giselle, Jeno menggangguk bertepatan dengan ibu guru yang datang.
"Selamat pagi anak-anak." Kata ibu guru Shin menyapa seisi kelas dan dibalas oleh seluruh siswa.
Ibu Shin adalah guru yang mengajarkan bidang studi kimia di sekolah mereka. Kebanyakan siswa akan menjawab Ibu Shin adalah guru favorit mereka dikarenakan ibu Shin adalah guru yang sangat baik dan ramah, serta terkadang suka meladeni dan mengikuti candaan yang dibawa oleh para siswa. Itulah alasan mengapa ibu Shin adalah favorit mereka.
"Baiklah, langsung saja kita mulai pelajaran kita. Sekarang buk..." kata ibu Shin terpotong oleh panggilan Jeno.
"Bu... aku ijin pergi ke toilet." Kata Jeno.
"Ya... kita baru saja dari toilet sebelum masuk kelas." Kata Mark santai.
"Shit! Kenapa kau harus mengatakan itu disaat ini?" kata Jeno kesal di dalam hati.
"Jika ingin mencari calon istri maka jujur saja." Kata Haechan jahil.
Jeno melihat Haechan kesal, tapi dia berusaha untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya.
"Benar juga, Karina ada dimana?" tanya Ibu Shin setelah melihat Karina tidak ada di kursinya.
"Tadi dia pergi ke perpustakaan bu, tapi dia belum kembali juga." Kata Giselle.
"Sepertinya dia tidak dengar kalau bel sudah berbunyi." Kata ibu Shin.
"Aku meragukan itu bu, mungkin saja dia sudah jenuh untuk belajar, karena itu dia membolos." Kata Yangyang.
"Karina itu bukanlah dirimu." Kata Yeji, lalu diikuti gelak tawa seluruh isi kelas.
"Kalau begitu bu, setelah dari toilet aku akan pergi melihatnya di perpustakaan." Kata Jeno.
"Tidak boleh!" Kata ibu Shin tegas.
Seisi kelas terkejut melihat ibu Shin yang ada di hadapan mereka saat ini. Setau mereka ibu ini adalah guru yang paling baik, bisa diajak bercanda dan bisa diajak kompromi di sekolah mereka. Mendengar penolakan ibu Shin membuat seisi kelas merasa seperti berhadapan dengan sosok yang lain.
"Dari pada ke toilet, lebih baik kau langsung pergi ke perpustakaan saja." Kata Ibu Shin, seluruh siswa menatap ibu Shin dengan tatapan bingung.
"Ibu tahu urusan pribadi itu penting, tapi urusan dengan orang lain apalagi calon istri juga sangat penting, apalagi ini menyangkut kecerahan masa depan." Kata ibu Shin jahil, seluruh isi kelas berteriak senang melihat kejahilan ibu Shin.

KAMU SEDANG MEMBACA
From Message To Reality
Fanfiction📌 Follow dulu sebelum baca 😊 Masa depan! Adalah hal yang selalu dipikirkan oleh Karina. Masa depan yang cerah akan menantinya karena itulah dia bekerja keras di dalam belajar, dan moto 'usaha tidak akan mengecewakan hasil' adalah pegangannya. Ungg...