"... kau menyukaiku?" kata Karina serius, Jeno menatap Karina lekat.
"Kenapa diam saja? Apakah pengalamanmu itu tidak berguna saat ini?" kata Karina.
"Aku memang tidak memiliki pengalaman, tapi aku bisa tahu rasanya karena ini adalah pertama kalinya." Kata Karina lagi.
Teng Teng!
Bel sekolah berbunyi pertanda kalau jam istirahat sudah berakhir.
"Aku pergi lebih dulu." Kata Karina lalu meninggalkan Jeno seorang diri.
Karina berjalan di lorong menuju ruang kelasnya bersamaan dengan para siswa lainnya. Karina menghentikan langkahnya saat Karina melihat seseorang yang tadi sempat berselisih paham dengannya saat di kantin tadi, Somi.
Somi masuk ke dalam kelas lalu Karina membuang nafasnya kuat.
"Menyelesaikan masalah dengan amarah tidak akan membuahkan hasil." Kata Karina pada dirinya sendiri.
"Tunggu! Kenapa aku tiba-tiba mengingat perkataan Jeno? Aish... kau memanggilku calon istrimu dihadapan orang lain, tapi tiba-tiba kau ingin menjadikan ku mantan calon istrimu!" kata Karina kesal.
Karina membuang nafasnya perlahan untuk menghilangkan rasa kesalnya.
"Jika tidak bisa marah, maka anggap saja seperti tidak terjadi apa-apa." kata Karina meyakinkan dirinya lalu berjalan menuju kelasnya.
Suasana kelas menjadi hening saat Karina masuk ke dalam kelas. Semua teman-teman Karina melihat Karina dan Somi bergantian. Karina berjalan menuju meja Somi, Somi bangkit berdiri.
"Bukankah kita harus memisahkan mereka?" kata Yangyang.
"Benar juga." Kata Renjun.
Mark pun berniat untuk menghampiri mereka sampai perkataan Karina menghentikan langkahnya.
"Maafkan aku." Kata Karina.
"Apa?" kata Somi.
"Maafkan aku karena berbicara hal yang tidak-tidak sehingga membuatmu marah. Dan maafkan aku juga karena berbicara hal yang tidak benar tentangmu." Kata Karina lagi.
Somi menatap Karina bingung. Karina meraih tangan Somi lalu menggenggamnya erat.
"Kau akan memaafkanku kan?" kata Karina. Somi melihat Karina dan siswa yang ada di sekitar mereka, melihat mereka dengan canggung.
"Te-tentu saja! Aku juga minta maaf, karena telah berbicara dengan tidak sopan." Kata Somi, Karina mengangguk pelan. Karina melepaskan tangan Somi.
"Kalau begitu aku kembali ke tempat dudukku dulu." Kata Karina memberikan senyum manisnya dan dibalas oleh Somi tak kalah manisnya.
Karina berjalan ke tempat duduknya diikuti dengan tatapan seluruh siswa di kelas.
"Ada apa?" kata Karina melihat seluruh kelas setelah dia duduk di kursinya.
Seluruh kelas melihat Karina tanpa ada satu pun yang ingin menjawab pertanyaan Karina. Karina yang langsung paham akan keadaan itu pun lalu segera bangkit berdiri.
"Ah! Itu adalah kesalah pahaman. Apa yang aku katakan tentang Somi tidak benar, aku hanya mengarangnya saja. Dengan kata lain aku bercanda." Kata Karina dengan tawa diakhir kalimatnya.
"Apa?!" teriak Haechan.
"Hah! Aku kira kalian benaran berkelahi." Kata Giselle membuang nafas lega.
"Sangat menegangkan!" kata Yangyang.
"Maaf." Kata Karina cengigiran bertepatan dengan Jeno yang masuk ke dalam kelas.
"Ini semua adalah karena dia!" kata Karina menunjuk Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Message To Reality
Fanfiction📌 Follow dulu sebelum baca 😊 Masa depan! Adalah hal yang selalu dipikirkan oleh Karina. Masa depan yang cerah akan menantinya karena itulah dia bekerja keras di dalam belajar, dan moto 'usaha tidak akan mengecewakan hasil' adalah pegangannya. Ungg...