20

74 6 0
                                    

Bel apartemen Winter berbunyi. Winter segera berlari menuju pintu apartemennya lalu membuka pintu. Winter tersenyum melihat sosok orang yang membunyikan bel apartemennya itu.

"Selamat datang."

Orang itu membalas dengan senyum tipisnya.

"Masuklah." Kata Winter membuka pintunya lebar, orang itu pun mengangguk lalu masuk ke dalam.

"Mau minum?" tawar Winter sesudah mereka masuk ke dalam, orang itu mengangguk.

Winter pun mengangguk lalu berjalan menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas. Winter berjalan menuju ruang tamu lalu memberikan botol air minum itu kepada orang yang sudah duduk di sofa itu.

Winter segera duduk di samping orang itu dan menatapnya, sedangkan orang itu hanya menatap lurus ke depan.

"Jaemin." Panggil Winter pada orang itu.

Orang yang dipanggil dengan sebutan Jaemin itu pun menoleh.

"Apakah hari ini berjalan lancar?" tanya Winter, Jaemin mengangguk kecil.

"Apakah paman, bibi, dan Jaehyun oppa sudah sampai rumah?" tanya Winter, dan lagi-lagi Jaemin hanya mengangguk.

Winter mengerutkan keningnya. Winter melihat Jaemin dengan tatapan bingungnya. Perbuatan itu membuat Jaemin ikut bingung.

"Kenapa?" tanya Jaemin.

"Akhirnya." Kata Winter

"Apanya?"

"Akhirnya kau berbicara. Dari tadi kau hanya membalas semua perkataanku dengan anggukan saja. Menyebalkan." Kata Winter lalu melihat kearah lain.

"Ah itu... maaf." Kata Jaemin, Winter menoleh.

"Tidak mau."

Jaemin menegakkan badannya terkejut menanggapi perkataan Winter.

"Jika ingin aku menerima permintaan maafmu, maka tersenyumlah." Kata Winter dengan senyum manisnya.

"Cepat!" paksa Winter.

Jaemin pun akhirnya memberikan senyum tipisnya pada Winter agar wanita dihadapannya tidak marah lagi.

"Akhirnya kau tersenyum." Goda Winter, Jaemin tertawa kecil.

"Oh! Kau juga sudah tahu cara tertawa." Goda Winter lagi sambil mencolek pipi Jaemin berulang-ulang.

"Berhenti..." kata Jaemin berusaha menghindari colekan tangan Winter pada pipinya.

Winter pun menghentikan tindakan jahilnya lalu melihat Jaemin dengan seksama. Merasa sudah aman, Jaemin pun melihat Winter.

"Aku menyukaimu yang seperti ini." Kata Winter.

"Bibirmu yang tersenyum manis dan matamu yang memancarkan kehangatan."

"Sosok yang mau menerima kejahilanku dengan baik dan mau bangkit dari keterpurukan."

"Bukan Jaemin yang akan berlarut-larut dalam kesedihan dan Jaemin yang selalu menyalahkan dirinya sendiri." Kata Winter lagi.

"Aku juga akan selalu berharap sosok yang baik itu akan selalu ada dimana pun, mau bersama siapa pun dan dalam kondisi seburuk apapun." Kata Winter.

"Tidak salah jika seorang laki-laki menangis, itu tidak akan membuatmu dianggap lemah oleh orang lain. Mereka akan berpikir kalalu orang ini adalah orang yang baik dan hangat, yang juga bisa merasakan kesenangan dan juga kesedihan orang lain." Kata Winter dengan senyum tipisnya.

"Karena itu, aku akan menunggu sampai dirimu yang seperti itu kembali."

"Kembali dengan tampan dan keren." Kata Winter dengan kekehan di akhir kalimatnya.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang