12

85 10 0
                                    

"Kau menyukaiku?" tanya Jeno.

"Iya... aku menyukaimu." Kata Karina di dalam hatinya.

Karina diam, menatap Jeno yang melihatnya dengan tatapan datar. Karina lebih memilih diam dan membiarkan suara hati dan suara debaran jantungnya yang menjawab pertanyaan Jeno. Menjawab kalau dirinya memang menyukai pria yang ada di hadapannya saat ini.

Bel berbunyi. Para siswa mulai berkeluaran dari kelas mereka masing-masing. Dapat Karina rasakan banyaknya tatapan dari para siswa yang melihat ke arah mereka dan pastinya itu membuat Karina merasa risih karena berita tentang pernikahan mereka masihlah sangat hangat untuk dijadikan sebagai bahan gosip.

"Siswa lain melihat kita dengan aneh, aku merasa sangat risih. A-aku masuk ke kelas dulu." Kata Karina gugup lalu pergi.

Jeno pun melihat ke sekitarnya lalu mengikuti Karina masuk ke dalam kelas.

Sesampainya di dalam kelas, Karina langsung dihampiri oleh Giselle bahkan sebelum Karina duduk di kursinya.

"Kenapa kau baru datang sekarang?" tanya Giselle.

"Maaf, aku ketiduran di perpustakaan." Kata Karina lalu melihat Jeno yang berjalan melewatinya lalu duduk di kursinya.

Karina menatap Giselle bingung. Karina pun melihat ke sekelilingnya. Tidak seperti biasanya, seluruh siswa di kelasnya duduk dengan murung di kursi mereka masing-masing padahal saat ini sudah jam istirahat. Biasanya tidak sampai satu menit kelasnya akan langsung kosong jika sudah jam istirahat.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Karina penasaran.

Giselle menundukkan kepalanya lalu membuang nafasnya pelan.

"Adik Jaemin meninggal." Kata Haechan setelah melihat Giselle yang tidak sanggup untuk mengatakannya langsung.

"Jena?!" kata Karina terkejut, Giselle mengangguk.

"Setelah jam istirahat pertama, kita akan pergi ke rumah duka atas nama kelas kita." Kata Ryujin.

Itulah yang diputuskan oleh mereka tadi, mengingat kalau Jaemin adalah bagian dari kelas mereka, maka sudah seharusnya mereka pergi melayat.

"I-iya." Kata Karina dengan matanya yang berkaca-kaca.

Na Jena adalah adik dari Jaemin. Adik Jaemin itu lahir dengan penyakit jantung. Sudah beberapa kali dia menjalani operasi di usianya yang masih kecil. Dan sebuah kejaiban dia bisa selamat sampai saat ini.

Jena yang sudah duduk di kursi kelas 4 SD itu secara tiba-tiba kembali drop setahun yang lalu. Dengan perawatan yang ketat dan teratur, keluarga Jaemin merawat Jena dengan rasa khawatir yang bertambah setiap harinya. Terutama Jaemin, mengingat kalau Jaemin sangat menyanyangi adik satu-satunya itu.

Jaemin adalah teman yang berharga bagi pertemanan mereka. Hampir tidak ada yang disembunyikan di antara mereka bahkan tentang Jena yang sakit sekalipun. Mereka juga sudah menganggap saudara teman mereka adalah saudara mereka. Mendengar kabar meninggalnya adik Jaemin membuat mereka juga merasa kalau mereka juga kehilangan saudara mereka sendiri.

Tak heran melihat bagaimana mereka sangat murung dan sedih saat ini karena terpukul akan berita duka itu. Begitu juga dengan Karina. Dengan langkah pelan Karina duduk di kursinya.

Karina diam sambil melipat kedua tangannya di atas meja. Keluarga Karina dan Jaemin cukup dekat mengingat kalau ibu Karina dan Ibu Jaemin adalah teman satu jurusan. Terkadang Karina akan ikut bila ibunya akan pergi mengunjungi ibu Jaemin. Karena itu Karina sudah mengenal adik Jaemin.

Merasa cukup terpukul akan berita itu membuat Karina tidak bisa menahan air matanya. Karina menangis dalam diam, menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara sedikit pun supaya tidak diketahui oleh orang lain.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang