19

58 7 0
                                    

Winter, Giselle, Ryujin, dan Yeji berdiri di depan daftar menu di salah satu cafe dessert di dekat sekolah mereka. Mereka sudah berdiri 5 menit di depan menu itu, akan tetapi mereka belum bisa memutuskan apa yang akan mereka pesan.

"Apa yang akan kalian pesan?" kata Giselle.

"Tidak tahu." Kata Winter dengan tawa kecil di akhir kalimatnya lalu diikuti oleh mereka.

"Aku sangat bingung ingin memilih kue rasa strawberry atau cokelat." Kata Yeji.

"Aku juga, tapi aku bingung karena makanan yang ingin aku beli tidak sesuai dengan jumlah uang yang kupunya." Kata Ryujin.

"Kau boros lagi?" kata Giselle pada Ryujin.

"Iya, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak membeli tas bermerek yang baru keluar 2 hari lalu. Aish... padahal tersisa 20 hari lagi sebelum aku menerima uang saku bulananku. Selanjutnya aku akan makan apa?" kata Ryujin.

"Sudah berapa kali kukatakan untuk menahan diri." Kata Yeji.

"Aku tidak bisa." Kata Ryujin.

"Kalau begitu pilih saja yang kau suka, aku akan mentraktir kalian hari ini." Kata Winter, Ryujin berteriak gembira.

"Benarkah? Kalau begitu aku ingin kue rasa cokelat 2 potong." Kata seseorang dari belakang.

"Kenapa kalian ada disini? Kalian mengikuti kami kan?" kata Giselle.

"Tidak, kami hanya kebetulan lewat." Kata orang itu, Haechan.

"Kenapa kalian buruk sekali dalam hal berbohong?" kata Ryujin lalu memesan makanan yang ingin di pesannya.

Winter, Giselle dan Yeji pun memesan makanan mereka.

"Aku ingin 2 potong kue rasa cokelat." Kata Haechan pada Winter dengan senyum lebar di bibirnya.

"Kau beli saja sendiri." kata Winter dengan senyum tipisnya lalu segera pergi dan diikuti tawa yang lain.

Selesai memesan makanan mereka, tak lama kemudian pesanan mereka pun diantarkan oleh beberapa orang pelayan dikarenakan pesanan mereka yang cukup banyak.

Meja mereka pun di penuhi oleh makanan pesanan mereka. Haechan, Mark, Renjun, Yangyang, Hyunjin, dan Han yang ikut bergabung dengan mereka membuat meja itu semakin ramai.

"Aku tidak bisa percaya, dengan mudahnya kau menarik perkataanmu." Kata Haechan pada Winter.

"Menarik apanya? Aku mengatakan kalau aku akan mentraktir mereka bukan kalian." Kata Winter tidak terima.

"Setidaknya jadikan aku pengecualian." Kata Haechan.

"Pengecualian apanya? Lalu bagaimana dengan yang lain? Bukankah itu tidak adil untuk yang lain." Kata Giselle.

"Lagi pula bukan kami yang meminta Winter untuk membayari kami, dia sendiri yang menawarkannya setelah mendengar kondisi Ryujin." Kata Yeji.

"Kau boros lagi?" kata Haechan.

"Daebak! Bagaimana kau tahu?" Kata Ryujin terkejut lalu memakan kue yang ada di hadapannya.

"Apakah kau lupa akan fakta kalau kita ada teman dari kecil? Bagaimana aku tidak tahu akan hal itu." kata Haechan.

"Benar juga, aku ingin melupakan itu. Berteman denganmu menjadikanku wanita yang hampir tidak memiliki sisi feminim sama sekali." Kata Ryujin lalu diikuti tawa yang lain.

"Seharusnya aku tidak berteman denganmu walaupun kita adalah tetangga." Kata Ryujin lagi.

"Yak! Siapa suruh kau mau bermain denganku? Kau sendiri yang menghampiriku." Kata Haechan.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang