33

54 5 0
                                        

Haechan dan Mark datang sambil membawa nampan berisikan beberapa botol minuman dan beberapa potong kue. Mereka meletakkan nampan itu diatas meja. Tidak sampai 5 detik nampan itu sudah kosong karena diserbu oleh teman-teman mereka.

"Punyaku ada dimana?" kata Giselle yang tidak berhasil mendapatkan minuman atau pun kue yang dibawa oleh mereka.

"Sudah habis." Kata Hyunjin santai.

"Kalian sangat jahat, padahal Haechan pergi mengambilnya untuk mengganti minuman milikku yang sudah diminumnya tadi." Kata Giselle sedikit kesal.

"Seharusnya ada yang tersisa untuk Giselle, kami membelinya sesuai dengan yang kita perhitungkan tadi." Kata Mark.

"Siapa itu? Yang mencuri minumanku?" kata Giselle kesal.

"Ini." Kata Haechan meletakkan minuman di depan Giselle.

"Yak! Kau harusnya mengganti minumannya, kenapa kau ikut mengambilnya juga?" kata Giselle kesal.

"Aku mengambilnya supaya tidak diambil oleh orang lain! Seharusnya kau berterimakasih padaku!" kata Haechan tidak terima.

"Tidak akan ada yang mengambil. Hanya kau satu-satunya orang yang akan melakukan hal itu." ledek Somi.

"Kau bicara apa? Jujur saja, kau tidak menyukaiku kan?" kata Haechan kesal.

"Tentu saja." Kata Somi dengan raut wajah jahilnya.

Haechan yang semakin kesal pun mulai berkelahi dengan Somi. Membalas setiap ledekan yang diucapkan dengan ledekan lainnya. Sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkat mereka yang sudah biasa dilihat oleh mereka setiap hari.

"Kita membutuhkan Karina pada saat seperti ini." Kata Giselle.

"Benar, hanya Karina saja yang bisa menghentikan mulut ember Haechan dan Somi." Kata Yeji.

"Sepertinya tidak hanya Karina saja." Kata Mark dengan senyum tipisnya sambil melihat kearah pintu masuk.

Mereka semua pun melihat kearah pintu masuk, kecuali Haechan dan Somi karena mereka masih asik akan dunia mereka sendiri. Terpampang raut wajah senang pada wajah mereka masing-masing saat melihat dua orang yang baru saja datang itu.

Mark bangkit berdiri lalu menghampiri salah satu dari dua orang itu lalu memeluknya erat. Hal itu menghentikan kegiatan Haechan dan Somi.

"Kau sudah baik-baik saja?" tanya Mark pada orang yang dipeluknya itu.

"Iya, sudah lebih baik." jawab orang itu, Jaemin.

Mark pun melepaskan pelukannya. Melihat wajah Jaemin lekat lalu kembali tersenyum. Jaemin pun membalas tindakan yang sama pada Mark lalu melihat ke sekitarnya, lebih tepatnya melihat teman-temannya yang lain.

"Duduklah." Kata Winter yang datang besama Jaemin sambil menunjukkan tempat duduk yang kosong.

Jaemin pun segera duduk.

"Selamat datang kembali." Kata Ryujin, Jaemin mengangguk dan tersenyum.

Haechan yang melihat itu pun segera menghampiri Jaemin lalu memeluknya sambil menepuk punggung Jaemin pelan.

"Kau terlihat semakin tampan temanku." Kata Haechan.

"Kau juga." Kata Jaemin lalu melepaskan pelukan mereka, Haechan pun kembali ke tempat duduknya.

"Apakah pemakamannya berjalan dengan lancar?" tanya Somi.

"Stt!" kata yang lain bersamaan membuat Somi kebingungan.

"Bukankah saat di rumah duka sudah dikatakan agar jangan membahas hal ini?" bisik Ryujin yang duduk disamping Somi.

"Maaf." Kata Somi pelan membuat suasana menjadi canggung.

From Message To RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang