Karina meruntuki dirinya yang dengan bodohnya mengikuti ide gila Haechan yang ingin berhenti melakukan hukuman yang diterima mereka tadi.
Memang ibu Kim tidak melihat secara langsung kalau mereka pergi sebelum menyelesaikan hukuman mereka, akan tetapi dengan bodohnya mereka melupakan kalau sekolah mereka memiliki cctv, dan dari situlah ibu Kim mengetahuinya.
"Lee Haechan gila! Akhh... betapa bodohnya aku!" kata Karina geram pada dirinya sendiri.
Karina melempar sapu lidi yang dipengangnya sembarangan. Sebelumnya Karina sudah disuruh untuk membersihkan toilet wanita dan sekarang dia disuruh untuk membersihkan halaman belakang sekolah.
Ini adalah hukuman yang diterima oleh Karina karena sudah membohongi Ibu Kim. Sedangkan Haechan, setahu Karina terakhir kali Haechan disuruh untuk membersihkan ruangan olahraga dan sekarang Karina tidak tahu hukuman apa yang diterima oleh Haechan selanjutnya.
Mereka berdua menerima hukuman sampai jam pulang sekolah. Mengerikan bukan? Akhirnya kalian tahu seberapa mengerikannya Ibu Kim jika menyangkut kedisiplinan. Karina duduk diatas rumput tanpa alas.
"Aku sangat lelah." Kata Karina membuang nafasnya kasar.
"Butuh bantuan?" kata seseorang dari belakang, Karina menoleh.
"Kenapa kau ada disini? Bukankah saat ini jam pelajaran sedang berlangsung?" kata Karina terkejut melihat orang itu, Winter.
"Iya benar, tapi aku ijin untuk pergi ke uks." Kata Winter lalu duduk disamping Karina.
"Kau sedang tidak enak badan?" kata Karina khawatir, Winter menggeleng.
"Tidak, aku baik-baik saja. Aku hanya menggunakan itu sebagai alasan saja. Hanya saja aku sedang tidak mood untuk belajar." Kata Winter.
"Syukurlah." Kata Karina membuang nafas lega.
"Syukur untuk apa? Aku baik-baik saja atau karena aku membolos?" kata Winter.
"Syukurlah karena kau membolos." Kata Karina tertawa lalu diikuti oleh Winter.
"Tapi apakah benar karena alasan itu saja?" tanya Karina setelah mereka selesai tertawa.
Winter mengalihkan pandangannya ke depan.
"Ceritalah..." kata Karina, Winter menoleh.
"Bukankah sudah terasa sangat sesak? Selama ini kau memendamnya dengan sangat baik. Setidaknya keluarkan sedikit saja." Bujuk Karina agar Winter menceritakan sedikit masalahnya.
Winter melihat ke depan.
"Aku sudah tahu, kalau selama ini kau sudah mengetahui kalau aku sedang mengalami sesuatu." Kata Winter membuka suara.
"Karena itu, terima kasih." Kata Winter melihat Karina.
"Terimakasih karena telah menungguku sampai aku siap untuk menceritakannya." Kata Winter, Karina tersenyum tipis.
"Sebenarnya aku cukup kecewa pada diriku sendiri." kata Winter.
"Dengan begitu mudanya aku percaya pada perkataan buruk orang lain, tanpa bertanya langsung pada orang yang sudah menggapku adalah bagian dari hidupnya." Kata Winter.
"Saat ini aku berpikir, apakah aku masih pantas bersama dengannya lagi atau tidak." kata Winter.
"Jaemin?" tanya Karina, Winter mengangguk.
"Kau tahu, semalam setelah selesai kegiatan di rumah duka dia menghampiriku dengan lesu. Dia berbicara padaku dengan lembut tapi tatapannya terasa sangat kosong. Aku tidak merasakan ada sedikitpun kebahagiaan di matanya." Kata Winter.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Message To Reality
Fanfiction📌 Follow dulu sebelum baca 😊 Masa depan! Adalah hal yang selalu dipikirkan oleh Karina. Masa depan yang cerah akan menantinya karena itulah dia bekerja keras di dalam belajar, dan moto 'usaha tidak akan mengecewakan hasil' adalah pegangannya. Ungg...