CHAPTER 14🦋

17K 1.1K 7
                                    

HAPPY READING BESTIE
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA
.
.
.

Raisa menatap suaminya, yang berjalan duluan memasuki rumahnya, menggelengkan kepalanya Raisa lalu memutuskan untuk mengunci pintu utama.

Sebelum menyusul suaminya yang sudah dikamar, mungkin?. Raisa pergi kedapur terlebih dahulu ia sangat haus.

Setelah minum, Raisa langsung bergegas menuju kamar, ditempat seperti kemarin saat suaminya cemburu, dibalkon. Arsaka sedang berdiri sambil melihat ke bawah mengamati lampu warga yang menyala.

Raisa berjalan pelan mendekati arsaka, tangannya bergerak memeluk suaminya dari belakang, yang membuat arsaka terkejut.

"Jangan marah ya" ujar Raisa lirih.

"Siapa yang marah?" Tanya arsaka bingung, ia membalikkan badannya, yang membuat pelukan Raisa terlepas. Arsaka menatap istrinya yang juga sedang menatapnya.

"Sayang, aku nggak marah, cuma aku kesel aja, banyak yang Muji kamu, banyak yang tertarik sama kamu" titah arsaka.

"Tapi Ais tertariknya sama Gus saka, sayangnya juga sama Gus saka" arsaka mengedarkan pandangannya ke arah lain, pipinya sudah memerah yang membuat Raisa menahan tawanya.

"Salting nih ciee" ujar Raisa sembari mencubit ke dua pipi arsaka, yang membuat sang empu mengerang kesakitan.

"Udah yuk, udah malam bobo, cuaca malam enggak baik buat kesehatan, mana dingin banget lagi" Raisa mengernyit heran, bukannya cuaca malam ini sangat gerah kok bisa suaminya merasakan dingin?.

"Orang panas gini Ais aja kegerahan, masa dingin sih Gus"

"Hah? Dingin banget loh ini, udah ayo masuk" arsaka menarik tangan Raisa kedalam kamar, lalu mendudukkan istrinya di meja rias, melepaskan niqab yang tadi dipakai istrinya.

Arsaka menatap wajah istrinya yang tersenyum lewat cermin, ia juga ikut tersenyum lalu tangannya memegang kedua pipi Raisa dan menoel-noel pipi tersebut, sangat kenyal seperti squishy.

"Udah ih, Ais mau cuci muka dulu" ujar Raisa sembari berdiri dari kursinya. Lalu berjalan menuju kamar mandi yang ada didalam kamar tersebut.

"Cewek ribet ya, cuci muka pagi dan malam wajib, skincare ran pun nggak boleh ketinggalan" gumam arsaka menggeleng-gelengkan kepalanya.

Arsaka menunggu istrinya selesai mencuci muka dengan di lanjut skincare malam di ranjang, ia mengamati istrinya yang begitu teliti memakaikan skincare-skincare yang entah apa itu di wajah cantik istrinya.

"Kamu tuh udah ma sya Allah cantiknya, udah nggak perlu pakai kayak gitu lagi" ujar arsaka.

"Kalau Ais nggak pakai ini, nanti Ais nggak cantik lagi, emang Gus mau punya istri enggak cantik lagi?"

"Apapun fisik kamu, menurut aku kamu itu cantik! Pake banget, tapi ada yang lebih cantik dari itu, yaitu hati! Ya, hati kamu! Yang begitu lebih cantik dari apapun. Hati yang cantik akan membuat orang tersebut cantik, kayak kamu" Raisa menoleh menatap suaminya yang sedang berjalan kearahnya.

Arsaka melingkarkan tangannya dileher Raisa, tubuhnya sedikit ia tundukan, lalu ia menghirup wangi strawberry dari rambut Raisa, sangat candu.

"Jahat ya kamu! Bisa-bisanya aku punya suami playboy kayak kamu" arsaka mengernyit heran.

"Kan banyak tuh yang hatinya baik, cantik. Dan kamu pasti dalam hati kalau ketemu perempuan kayak gitu langsung bilang cantik gitu kan?"

"Bukan gitu sayang! aku nggak pernah bilang gitu, karna menurut aku yang paling cantik itu kamu dan umi"

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang