CHAPTER 35🦋

10.6K 693 4
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote komennya
.
.
.

Arsaka menatap sendu istrinya yang dari tadi hanya diam sembari tatapan indah istrinya menatap ke arah lain dengan pandangan kosong.

"Sayang, aku beneran minta maaf" ucap maaf udah arsaka ulang di beberapa menit ini. Tapi di kali ini juga arsaka menetaskan air matanya.

"Maaf hiks" ujarnya lagi, berusaha mendapatkan maaf dari istrinya.

Raisa tetap diam, ia malas sekali berbicara setelah tadi tak sengaja melihat suaminya duduk bersama wanita lain dan hanya berdua.

Wanita itu Aina, Raisa bisa melihat jelas walau Aina tadi tidak melihat ke arahnya, tapi dari poster tubuhnya Raisa sudah hafal karena sering sekali bertemu.

"Sayang, aku beneran enggak bermaksud berkhalawat, dengerin dulu penjelasan aku ya"

Akhirnya Raisa berbicara, tapi sebelum itu ia menghela nafas terlebih dahulu. "Aku cuma sedang kecewa, cemburu, pengen marah, dan juga pengen nangis. Jadi, jangan ganggu aku dulu bisa? Urusan ini kita selesaikan nanti kalau mood aku udah baik, sekarang aku mohon kamu keluar dari kamar"

Ia diusir, ya! Arsaka diusir, tangisannya bukannya berhenti malah bertambah histeris diiringi rasa sakit dihatinya mendengar ucapan istrinya.

Tapi pikirannya selalu bilang, "percuma kamu merasa paling tersakiti disini kalau nyatanya istrimu sekarang yang benar-benar sakit dan itu karena mu"

Entahlah, yang ada dipikiran arsaka tiba-tiba ucapan tersebut, kepalanya terus menggeleng tanda ia tidak mau keluar dari kamar.

"Kenapa? Aku cuma pengen sendiri disini, aku pengen ngehilangin kecewa, marah, emosi, sekaligus cemburu yang masih ada di dalam diri aku ini" ujarnya jujur.

Tapi arsaka tetap menggeleng, hal itu yang membuat Raisa menghela nafas.

"Tanda kamu menggeleng, tanda kalau kamu nggak ngebolehin aku dikamar ini, aku peka kok orangnya, yaudah sekarang aku keluar du-"

Lu

Raisa menghentikan ucapannya ketika jari telunjuk suaminya menempel dibibirnya, "aku izinin kamu sendiri dulu, tapi aku mohon jangan terlalu lama, jangan sampai setelah kamu buka pintu ini mata kamu sembab, dan jangan lakuin hal yang enggak wajar, sekali lagi aku minta maaf ya sayang? Ana uhibbuka Fillah zaujati"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, arsaka mengikis jarak wajah keduanya, lalu dengan cepat bibir arsaka sudah berada dikening Raisa, mengecup dengan perasaan bersalah dan tulus disana.

Sampai beberapa menit akhirnya arsaka memundurkan lagi wajahnya, air matanya masih turun tapi bibirnya melengkung, tangan kanannya mengusap kepala Raisa.

"Aku tunggu kamu diluar kamar, aku enggak akan kemana-mana, kalau ada apa-apa langsung panggil aja ya"

Raisa tak menjawab tak juga mengangguk, ia memandangi suaminya yang berjalan keluar dari kamar, baru setelah suaminya dengan perlahan menutup pintu kamar, tangisan Raisa tidak terbendung lagi.

"Sakit, sakit banget asal kamu tau, semuanya sakit, sakit melihat kamu bersama wanita lain dan juga sakit menahan tangis yang udah ingin membanjiri wajah" monolognya pelan.

"Kapan? Kapan drama yang dia buat akan berakhir, yang aku inginkan keluarga kita bahagia tanpa ada tamu yang benar-benar enggak kita inginkan kehadirannya"

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang