CHAPTER 22🦋

12.4K 882 6
                                    

Happy reading bestie
Jangan lupa vote komennya!
.
.
.

Raisa duduk di sofa sembari menangis, ia melihat kesal kearah suaminya, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Bagaimana tidak menangis, skincare yang ia beli dengan harga mencapai 11 JT dibuang begitu saja karna alasan cemburu?.

Sungguh tidak masuk akal. Seperti hari-hari kemarin, masalahnya adalah arsaka yang meminta Raisa untuk memeluknya tetapi istrinya malah seenaknya memakai masker yang memakan waktu 15 menit, dan beginilah saat istrinya tadi sedang mencuci muka, arsaka dengan cepat mengambil skincare istrinya dan entah kebetulan atau bagaimana didepan rumahnya sedang ada pemulung alhasil ia kasih kepemulung tersebut.

Tapi setibanya dikamar, arsaka sudah dihadiahi amukan dari istrinya, apakah skincare seberarti itu?.

"S-sayang m-maaf" arsaka berjalan pelan menuju istrinya, setelah dihadapan istrinya ia berjongkok.

Kepala arsaka ia letakkan di kaki Raisa, air matanya juga turun, ia tidak ingin dicuekin istrinya, tidak ingin istrinya marah, dan yang terpenting tidak ingin istrinya menangis.

"H- hiks maaf ya" ujarnya lagi, kedua tangannya terangkat mengambil kedua tangan Raisa, lalu ia letakkan di atas paha istrinya, dan menciumi tangan tersebut.

Tapi Raisa ya tetap Raisa, ia tau skincarenya  tidak utuh, tetapi banyak yang masih banyak, dan dengan santainya suaminya memberikan ke pemulung? Yang pastinya tidak akan dipakai sama pemulung tersebut.

Tatapan Raisa masih tertuju kearah kaca kamar yang belum ditutup gorden, ia menatap kosong kearah kaca tersebut.

"S- sayang besok beli lagi ya hiks" tetapi Raisa tetap tidak menjawab ucapan yang keluar dari bibir arsaka.

"S- sayang u- udah ya marahnya hiks"

Raisa menghela nafas, ia mengalihkan pandangannya menatap kebawah tepat menatap arsaka yang juga sedang menatapnya sendu, bibir Raisa tersenyum tipis, tangannya bergerak mengusap Surai arsaka sebentar.

"Udah ya aku mau tidur dulu" ucap Raisa lalu menggeser pelan tubuh suaminya dan beranjak dari sofa, tapi ia tak langsung ke ranjang, ia menuju kaca yang dari luar tidak akan terlihat tapi dari dalam bisa melihat pemandangan luar, Raisa menutup kaca tersebut dengan gorden yang sudah terpasang, barulah ia berjalan ke ranjang.

Arsaka hanya memperhatikan istrinya, jujur sangat sakit diperlakukan seperti itu, tapi ini semua juga salahnya.

Arsaka berjalan menuju ranjang, air matanya masih turun, ia naik dan tidur disebelah istrinya, tangannya mengusap pipi istrinya yang sudah memejamkan mata.

"M- maafin aku ya hiks" ujarnya lirih, ia tak ingin mengganggu tidur istrinya.

Bahkan arsaka tidak memikirkan nanti ia akan tidur bagaimana jika tidak ada pelukan, bodoamat tentang itu. Yang ada dipikiran arsaka hanya bagaimana caranya agar istrinya tidak lagi marah kepadanya.

"Selamat tidur bidadari ku, nyenyak ya tidurnya. Aku berharap pas kamu bangun besok kamu kembali seperti semula, ini pertama kalinya aku melihat kamu menangis dan itu karena ku, maafkan aku ya sayang? Ana uhibbuka Fillah zaujati" Arsaka mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya, bibirnya mendarat di kening Raisa mengecup kening tersebut.

Arsaka mengecup Raisa sedikit lama, air matanya juga menetes mengenai wajah cantik istrinya. Tapi beberapa menit kemudian arsaka menjauhkan wajahnya ia tersenyum dengan air mata yang masih menetes.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang