CHAPTER 18🦋

13.9K 1K 20
                                    

HAPPY READING BESTIE
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA
.
.
.

Arsaka masih setia memandang istrinya dari lima belas menit yang lalu sembari bibir yang terus melengkung.

Tangannya bergerak, menyingkirkan rambut yang menutupi wajah cantik istrinya yang masih menutupkan matanya.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga pagi, arsaka mendekatkan wajahnya mengecup singkat puncak kepala istrinya.

"Assalamu'alaikum zaujati" ucapnya pelan.

"Bangun yuk, mandi setelah itu sholat" ujarnya lagi mencoba membangunkan istrinya. Raisa menggeliat badannya terasa sakit semua atas perlakuan tadi malam suaminya.

"Ayo bangun sayang" Raisa membuka matanya, hal pertama yang menyapa matanya adalah suaminya yang sedang tersenyum, wajah suaminya juga dekat sekali dengan wajahnya.

Raisa mengedip-ngedipkan matanya lucu. Ia masih berusaha mengembalikan nyawanya yang masih setengah masuk didalam tubuhnya.

"Kok gemes banget si" tangan arsaka mencubit pipi chubby Raisa.

"Eghhh" erang Raisa.

"Mandi dulu ya setelah itu sholat, udah jam setengah tiga nanti enggak keburu sholat tahajudnya"

Raisa mendudukkan tubuhnya, ia mengucek matanya agar kembali sadar.

"Masih sakit?" Pertanyaan tersebut terlontar dari bibir arsaka. Sedangkan Raisa menjawab dengan mengangguk-anggukkan kepalanya lucu.

"Perih"

"Maaf ya" sungguh arsaka.

Raisa tersenyum, lalu menggeleng "enggak papa, enggak usah minta maaf"

Bibir arsaka juga ikutan melengkung, tangannya terangkat memeluk tubuh Raisa "terimakasih sayang, terimakasih udah mempercayai aku, terimakasih udah menjaganya, semoga Allah memberkahi kita"

"Aamiin Gus"

"Yaudah mandi dulu ya, biar aku gendong" Raisa mengangguk ia mengangkat tangannya yang langsung disambut suaminya.

****

Setelah sholat subuh, Raisa kembali membaringkan tubuhnya, ia ingin kembali tidur karna semalam cuma tidur sebentar, badannya pun masih sangat pegal.

Sedangkan suaminya lagi keluar membeli bubur, Raisa sangat malas sekali masak pagi ini, akhirnya ia menyarankan untuk makan bubur saja.

Arsaka membeli buburnya bersama Safira, dengan alasan malas jika ada ibu-ibu, biar kakaknya saja yang membelikan dan ia menunggu dimotor.

Raisa memang tak ingin ikut, ia mengizinkan suaminya membeli dengan kakak iparnya. Dan memilih memejamkan matanya.

"Emangnya Ais kenapa dek?" Panggilan yang sudah sangat lama tak terdengar di telinga arsaka hari ini terdengar lagi, ia merindukan kakaknya memanggilnya dengan sebutan dek.

"Lagi enggak enak badan" Safira manggut-manggut, lalu ia naik ke motor arsaka.

"Udah dari kapan nggak enak badanya?"

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang