CHAPTER 34🦋

10.3K 690 13
                                    

Happy reading
Jangan lupa vote komennya
.
.
.

Senyum dibibir arsaka merekah, menatap wajah istrinya yang tenang saat tidur.

Tak ingin mengganggu, arsaka malah turun kelantai bawah, ia kepikiran untuk memasakkan istrinya sesuatu.

"Masak apa ya yang enak?" Gumamnya pada diri sendiri sembari melihat isi kulkas.

Sampai akhirnya arsaka memilih memasakkan istrinya nasi goreng, arsaka sebenarnya memang bisa memasak, tapi hanya masakan yang gampang saja.

Setelah hampir satu setengah jam akhirnya nasi goreng buatan arsaka sudah jadi.

Bibirnya melengkung menatap hasil masakannya sendiri.

Arsaka membawa hasil masakannya ke lantai dua, tepat masuk kamar. Tapi ternyata istrinya masih memejamkan matanya.

Tak ingin mengganggu atau membangunkan, arsaka memilih meletakkan piring yang berisi nasi goreng itu ke atas nakas.

Lalu ia pun berjalan menuju kamar mandi, tubuhnya sudah terasa sangat gerah, ia pun juga belum sholat Dzuhur, jadi setelah mandi ia mau sholat Dzuhur dulu baru membangunkan istrinya.

Saat arsaka keluar dari kamar mandi pun ternyata Raisa masih nyenyak, sampai akhirnya arsaka setelah sholat mendekati ranjang.

Alis arsaka bertautan ketika melihat wajah istrinya yang masih sangat nyenyak itu tersenyum, apakah istrinya sedang mimpi? Mimpi siapakah dia sampai-sampai tersenyum seperti itu?.

Gejolak cemburu sedikit muncul di diri arsaka, ia takut jika istrinya sedang memimpikan seseorang yang membuat istrinya tersenyum dalam tidurnya. Dengan lembut juga ia memegang tangan istrinya dan dengan pelan menepuk-nepuk pelan tangan tersebut.

Raisa merasa terganggu dengan tepukan ditangannya, dengan perlahan matanya terbuka secara pelan.

Bukannya tersenyum ataupun menyapa, setelah bangun istrinya malah langsung duduk, dan bengong.

Tapi beberapa detik setelah itu, tetes air mata turun dari mata cantik wanitanya.

"Sayang?" Panggil arsaka pelan, tetapi Raisa tetap tak bergeming, bahkan ia sudah sedikit histeris.

"Hei, kenapa?" Dengan pelan juga arsaka mendekatkan tubuhnya ke istrinya dan memeluk tubuh tersebut.

Tapi bukannya tenang, Raisa malah tambah histeris, bahkan isakannya sudah terdengar sangat keras.

"Sayang, kenapa? Aku punya salah sama kamu?" Tetap tak ada pergerakan dari istrinya, akhirnya arsaka memilih menangkup wajah Raisa dengan lembut dan menghadapkannya tepat bertatapan dengannya.

"Sayang, kenapa?" Ujarnya pelan.

Tapi tetap saja, Raisa hanya menatap tepat dimanik mata suaminya sembari menangis.

"Oke, tenangin dulu ya, aku tunggu kamu siap bercerita" setelah mengucapkan kalimat tersebut, arsaka melihat pergerakan Raisa.

Pergerakan tersebut adalah, Raisa yang langsung menubrukkan tubuhnya ke dada bidang suaminya. Sedikit kaget, tapi arsaka juga dengan sigap mengusap-usap punggung istrinya.

SIBUCIN YANG BERKEDOK GUS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang